Senin, 23 Juni 2008

APLIKASI FILSAFAT DALAM ILMU KOMUNIKASI

APLIKASI FILSAFAT DALAM ILMU KOMUNIKASI
Oleh
Tine Silvana R*)


Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi massa dewasa ini bahkan ketergantungan manusia pada media massa sudah sedemikian besar. Media komunikasi massa abad ini yang tengah digandrungi masyarakat adalah televisi. Joseph Straubhaar & Robert La Rose dalam bukunya Media Now, menyatakan; the Avarege Person spend 2600 Hours per years watcing TV or listening to radio. That,s 325 eight-hourdays, a full time job. We spend another 900 hours with other media, including, newpaper, books, magazines, music, film, home video, video games and the internet, that about hours of media use – more time than we spend on anything else, including working or sleeping (straubhaar & La Rose, 2004 : 3)

Di Indonesia berdasarkan survey Ac Nielsen di tahun 1999 bahwa 61% sampai 91% masyarakat Indonesia suka menonton televisi, hasil ini lebih lanjut dijelaskan bahwa “hampir 8 dari 10 orang dewasa di kota-kota besar menonton televisi setiap hari dari 4 dari 10 orang mendengarkan radio” ( Media Indonesia, 16- Nopember 1999). Hal ini menunjukkan bahwa menonton televisi merupakan “aktivitas” utama masyarakat yang seakan tak bisa ditinggalkan. Realitas ini sebuah bukti bahwa televisi mempunyai kekuatan menghipnotis pemirsa, sehingga seolah-olah televisi telah mengalienasi seseorang dalam agenda settingnya.

Perkembangan pertelevisian di Indonesia dua tahun terakhir ini memang amat menarik, televisi-televisi swasta bermunculan melengkapi dan memperkaya TV yang sudah ada. Tercatat lebih dari 17 TV yang ada di Indonesia adalah TVRI, RCTI, SCTV, TPI, AN-TV, Indosiar, Trans-TV, Lativi, TV-7, TV Global, dan Metro TV ditambah TV-TV lokal seperti Bandung TV, STV, Padjadjaran TV dan sebagainya. Fenomena ini tentu saja menggembirakan karena idealnya masyarakat Indonesia memiliki banyak alternatif dalam memilih suguhan acara televisi.

Namun realitasnya, yang terjadi adalah stasiun-stasiun TV di Indonesia terjebak pada selera pasar karena tema acara yang disajikan hampir semua saluran TV tidak lagi beragam tetapi seragam di mana informasi yang sampai kepada publik hanya itu-itu saja tidak menyediakan banyak alternatif pilihan. Beberapa format acara TV yang sukses di satu stasiun TV acapkali diikuti oleh TV-TV lainnya, hal ini terjadi hampir pada seluruh format acara TV baik itu berita kriminal dan bedah kasus, tayangan misteri, dangdut, film india, telenovela, serial drama Asia, Infotainment, dan lain-lain.


_______________
*) Dosen pada Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
Media watch mencatat bahwa selama ini atas nama mekanisme pasar, pilihan format isi pertelevisian tak pernah lepas dari pertimbangan ”tuntunan khalayak” menurut perspektif pengelola. Berbagai program acara dibuat hanya untuk melayani kelompok budaya mayoritas yang potensial menguntungkan, sementara kelompok minoritas tersisihkan dari dunia simbolik televisi.

Ukuran televisi hanya dilihat berdasarkan rating tidak memperhatikan faktor fungsional, akibatnya ada kelompok masyarakat yang dapat menikmati berbagai stasiun TV karena berada di wilayah yang berpotensi, tapi ada masyarakat yang tak terlayani sama sekali atau menangkap acara televisi namun isinya secara kultural tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.

Keadaan ini sebelumnya terjadi juga pada negara adi kuasa seperti Amerika Serikat penelitian di negara ini menunjukkan bahwa surat kabar dan televisi mengarahkan sasaran liputan mereka terutama pada kelompok elite dan tak memperdulikan sebagian besar warga (Kovach, 2003:66) dalam pemenuhan fungsi informasi dan hiburan belakangan ini, TV-TV gencar menayangkan berita-berita yang disebut dengan infotainment. Kehadiran infotainment amat mewarnai program-program acara di televisi bahkan menempati posisi rating tertinggi yang berarti acara-acara model seperti ini amat digemari oleh masyarakat. Pengiklan pun tak urung berbondong—bondong memasang iklan pada setiap tayangannya tentu saja semakin mamacu pengelola media untuk berloma-lomba membuat heboh acara infotainment yang dikemasnya.

Dipelopori oleh tayangan kabar-kabari lima tahun silam di RCTI, saat ini tidak kurang dari 50 judul acara serupa muncul menyebar di semua stasiun TV termasuk TVRI bahkan Metro TV. Semua format yang tampil mengatasnamakan infotainment sebagai penggabungan dari kata ”Information’ dan Entertainment’ (Informasi dan Hiburan) wujudnya merupakan paket tayangan informasi yang dikemas dalam bentuk hiburan & informasi yang menghibur.

Jika kita cermati tampaknya tayangan-tayangan infotainment yang mengklaim sebagai sebuah produk jurnalisme seringkali berorientasi bukan pada efek yang timbul dalam masyarakat tetapi produk komersial tersebut apakah mampu terjual dan mempunyai nilai ekonomis atau tidak, sehingga tidak memperhatikan apa manfaatnya bagi pemirsa ketika menginformasikan adegan ”syur” Mayangsari – Bambang Soeharto, exploitasi kawin cerai para selebritis, konflik, gaya hidup, serta kebohongan publik yang kerap digembar-gemborkan oleh kalangan selebritis.

Fenomena ini menandakan satu permasalahan di dalam kehidupan nilai-nilai ”filosofis” televisi di Indonesia. Televisi Indonesia semakin hari semakin memperlihatkan kecenderungan mencampuradukan berita dan hiburan melalui format tayangan ”infotainment”. Kebergunaan berita menjadi berkurang bahkan menyimpang. Hal ini disebabkan di antaranya oleh tekanan pasar yang makin meningkat.

1. Kerangka Teoritis
Louis O. Katsoff dalam bukunya ”Elements of Philosophy” menyatakan bahwa kegiatan filsafat merupakan perenungan, yaitu suatu jenis pemikiran yang meliputi kegiatan meragukan segala sesuatu, mengajukan pertanyaan, menghubungkan gagasan yang satu dengan gagasan yang lainnya, menanyakan ”mengapa”’ mencari jawaban yang lebih baik ketimbang jawaban pada pandangan mata. Filsafat sebagai perenungan mengusahakan kejelasan, keutuhan, dan keadaan memadainya pengetahuan agar dapat diperoleh pemahaman. Tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini. Menemukan hakekatnya, dan menerbitkan serta mengatur semuanya itu dalam bentuk yang sistematik. Filsafat membawa kita kepada pemahaman & pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih layak. Tiga bidang kajian filsafat ilmu adalah epistemologis, ontologis, dan oksiologis. Ketiga bidang filsafat ini merupakan pilar utama bangunan filsafat.

Epistemologi: merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode, dan batasan pengetahuan manusia yang bersangkutan dengan kriteria bagi penilaian terhadap kebenaran dan kepalsuan. Epistemologi pada dasarnya adalah cara bagaimana pengetahuan disusun dari bahan yang diperoleh dalam prosesnya menggunakan metode ilmiah. Medode adalah tata cara dari suatu kegiatan berdasarkan perencanaan yang matang & mapan, sistematis & logis.

Ontologi: adalah cabang filsafat mengenai sifat (wujud) atau lebih sempit lagi sifat fenomena yang ingin kita ketahui. Dalam ilmu pengetahuan sosial ontologi terutama berkaitan dengan sifat interaksi sosial. Menurut Stephen Litle John, ontologi adalah mengerjakan terjadinya pengetahuan dari sebuah gagasan kita tentang realitas. Bagi ilmu sosial ontologi memiliki keluasan eksistensi kemanusiaan.

Aksiologis: adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai seperti etika, estetika, atau agama. Litle John menyebutkan bahwa aksiologis, merupakan bidang kajian filosofis yang membahas value (nilai-nilai) Litle John mengistilahkan kajian menelusuri tiga asumsi dasar teori ini adalah dengan nama metatori. Metatori adalah bahan spesifik pelbagai teori seperti tentang apa yang diobservasi, bagaimana observasi dilakukan dan apa bentuk teorinya. ”Metatori adalah teori tentang teori” pelbagai kajian metatori yang berkembang sejak 1970 –an mengajukan berbagai metode dan teori, berdasarkan perkembangan paradigma sosial. Membahas hal-hal seperti bagaimana sebuah knowledge itu (epistemologi) berkembang. Sampai sejauh manakah eksistensinya (ontologi) perkembangannya dan bagaimanakah kegunaan nilai-nilainya (aksiologis) bagi kehidupan sosial. Pembahasan ; Berita infotainment dalam kajian filosofis. Kajian ini akan meneropong lingkup persoalan di dalam disiplin jurnalisme, sebagai sebuah bahasan dari keilmuan komunikasi, yang telah mengalami degradasi bias tertentu dari sisi epistemologis, ontologis bahkan aksiologisnya terutama dalam penyajian berita infotainment di televisi.

2. Kajian Aspek Epistemologis:
Dalam berita hal terpenting adalah fakta. Pada titik yang paling inti dalam setiap pesannya pelaporan jurnalisme mesti membawa muatan fakta. Setiap kepingan informasi mengimplikasikan realitas peristiwa kemasyatakatan. Tiap pesan menjadi netral dari kemungkinan buruk penafsiran subyektif yang tak berkaitan dengan kepentingan–kepentingan kebutuhan masyarakat. Charnley (1965 : 22.30) mengungkapkan kunci standardisasi bahasa penulisan yang memakai pendekatan ketepatan pelaporan faktualisasi peristiwa, yaitu akurat, seimbang, obyektif, jelas dan singkat serta mengandung waktu kekinian. Hal-hal ini merupakan tolok ukur dari ”The Quality of News” dan menjadi pedoman yang mengondisikan kerja wartawan di dalam mendekati peristiwa berita & membantu upaya tatkala mengumpulkan & mereportase berita. Secara epistemologis cara-cara memperoleh fakta ilmiah yang menjadi landasan filosofis sebuah berita infotainment yang akan ditampilkan berdasarkan perencanaan yang matang, mapan, sistematis & logis.

3. Kajian Aspek Ontologis
Dalam kajian berita infotainment ini bahasan secara ontologis tertuju pada keberadaan berita infotainment dalam ruang publik. Fenomena tentang berita infotainment bukan gejala baru di dunia jurnalisme. Pada abad 19, pernah berkembang jurnalisme yang berusaha mendapatkan audiensnya dengan mengandalkan berita kriminalitas yang sensasional, skandal seks, hal-hal, yang menegangkan dan pemujaan kaum selebritis ditandai dengan reputasi James Callender lewat pembeberan petualangan seks, para pendiri Amerika Serikat, Alexande Hamilton & Thomas Jeferson merupakan karya elaborasi antara fakta dan desus-desus. Tahun itu pula merupakan masa kejayaan William Rudolf Hearst dan Joseph Pulitzer yang dianggap sebagai dewa-dewa ”Jurnalisme kuning.”

Fenomena jurnalisme infotainment kembali mencuat ketika terjadi berita hebohnya perselingkuhan Presiden Amerika ”Bill Clinton- Lewinsky”. Sejak saat itu seakan telah menjadi karakteristik pada banyak jaringan TV di dunia. Di Indonesia, fenomena ini juga bukan terbilang baru. Sejak zaman Harmoko (Menteri Penerangan pada saat itu) banyak surat kabar–surat kabar kuning muncul & diwarnai dengan antusias masyarakat. Bahkan ketika Arswendo Atmowiloto menerbitkan Monitor semakin membuat semarak ”Jurnalisme kuning di Indonesia”. Pasca Orde Baru ketika kebebasan pers dibuka lebar-lebar semakin banyak media baru bermunculan, ada yang memiliki kualitas tetapi ada juga yang mengabaikan kualitas dengan mengandalkan sensasional, gosip, skandal dan lain-lain. Ketika tayangan Cek & Ricek dan Kabar Kabari berhasil di RCTI, TV lainnya juga ikut-ikut menayangkan acara gosip. Dari sinilah cikal bakal infotainment marak di TV kita. Fenomena infotainment merupakan hal yang tidak bisa terhindarkan dari dunia jurnalisme kita. Pada realitasnya ini banyak disukai oleh masyarakat dengan bukti rating tinggi (public share tinggi)

4. Kajian pada aspek aksiologis
Secara aksiologis kegunaan berita infotainment dititik beratkan kepada hiburan. Pengelola acara ini menarik audiens hanya dengan menyajikan tontonan yang enak dilihat sebagai sebuah strategi bisnis jurnalisme. Hal ini akan berdampak pada menundanya selera dan harapan sejumlah orang terhadap sesuatu yang lain. Ketika etika infotainment telah salah langkah mencoba untuk ”menyaingkan” antara berita & hiburan. Padahal nilai dan daya pikat berita itu berbeda, infotainment pada gilirannya akan membentuk audiens yang dangkal karena terbangun atas bentuk bukan substansi.

Pengelola media melalui berita infotainment terkadang tidak lagi mempertimbangkan moral sebagai pengontrol langkah mereka sehingga begitu mengabaikan kepentingan masyarakat.Hal itulah yang terjadi dengan berita infotainment di Indonesia, beberapa kaidah yang semestinya dijalankan malah diabaikan demi kepentingan mengejar rating dan meraup keuntungan dari pemasang iklan.



DAFTAR PUSTAKA

Andersen., Kenneth E., 1972, Introduction to Communication Theory and Practice, Philippines: Cumming Publ Company.
Anshari., Endang Saefuddin, 1991. Ilmu Filsafat dan Agama, PT. Bina Ilmu, Surabaya.
Asante., Molefi Kete, 1989, Handbook of International and Intercultural Communication, California: sage Publ Inc.
Bagus., Lorens, 1991, Metafisika, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Berger., Charles R., 1987, Handbook of Communication Science, California: Sage publ Inc.
Cobley., Paul, 1996, The Communication Theory Reader, London: Routledge.
DeFleur., Melvin L., 1985, Understanding Mass Communication, Boston: Houghton Mifflin Company.
Effendy., Onong Uchjana, 2000, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Fisher., B. Aubrey, 1987, Interpersonal Communication: Pragmatics of Human Relation 2 nd ed., McGraw-Hill
Little John., Stephen W., 1996, Theories of Human Communication, Ohio: Charles E. Merril Company
Muhadjir., Noeng, 1998, Filsafat Ilmu Telaah Sistematis Fungsional Komparatif, Rake Sarasin, Yogyakarta

APLIKASI FILSAFAT DALAM ILMU KOMUNIKASI

APLIKASI FILSAFAT DALAM ILMU KOMUNIKASI
Oleh
Tine Silvana R*)


Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi massa dewasa ini bahkan ketergantungan manusia pada media massa sudah sedemikian besar. Media komunikasi massa abad ini yang tengah digandrungi masyarakat adalah televisi. Joseph Straubhaar & Robert La Rose dalam bukunya Media Now, menyatakan; the Avarege Person spend 2600 Hours per years watcing TV or listening to radio. That,s 325 eight-hourdays, a full time job. We spend another 900 hours with other media, including, newpaper, books, magazines, music, film, home video, video games and the internet, that about hours of media use – more time than we spend on anything else, including working or sleeping (straubhaar & La Rose, 2004 : 3)

Di Indonesia berdasarkan survey Ac Nielsen di tahun 1999 bahwa 61% sampai 91% masyarakat Indonesia suka menonton televisi, hasil ini lebih lanjut dijelaskan bahwa “hampir 8 dari 10 orang dewasa di kota-kota besar menonton televisi setiap hari dari 4 dari 10 orang mendengarkan radio” ( Media Indonesia, 16- Nopember 1999). Hal ini menunjukkan bahwa menonton televisi merupakan “aktivitas” utama masyarakat yang seakan tak bisa ditinggalkan. Realitas ini sebuah bukti bahwa televisi mempunyai kekuatan menghipnotis pemirsa, sehingga seolah-olah televisi telah mengalienasi seseorang dalam agenda settingnya.

Perkembangan pertelevisian di Indonesia dua tahun terakhir ini memang amat menarik, televisi-televisi swasta bermunculan melengkapi dan memperkaya TV yang sudah ada. Tercatat lebih dari 17 TV yang ada di Indonesia adalah TVRI, RCTI, SCTV, TPI, AN-TV, Indosiar, Trans-TV, Lativi, TV-7, TV Global, dan Metro TV ditambah TV-TV lokal seperti Bandung TV, STV, Padjadjaran TV dan sebagainya. Fenomena ini tentu saja menggembirakan karena idealnya masyarakat Indonesia memiliki banyak alternatif dalam memilih suguhan acara televisi.

Namun realitasnya, yang terjadi adalah stasiun-stasiun TV di Indonesia terjebak pada selera pasar karena tema acara yang disajikan hampir semua saluran TV tidak lagi beragam tetapi seragam di mana informasi yang sampai kepada publik hanya itu-itu saja tidak menyediakan banyak alternatif pilihan. Beberapa format acara TV yang sukses di satu stasiun TV acapkali diikuti oleh TV-TV lainnya, hal ini terjadi hampir pada seluruh format acara TV baik itu berita kriminal dan bedah kasus, tayangan misteri, dangdut, film india, telenovela, serial drama Asia, Infotainment, dan lain-lain.


_______________
*) Dosen pada Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
Media watch mencatat bahwa selama ini atas nama mekanisme pasar, pilihan format isi pertelevisian tak pernah lepas dari pertimbangan ”tuntunan khalayak” menurut perspektif pengelola. Berbagai program acara dibuat hanya untuk melayani kelompok budaya mayoritas yang potensial menguntungkan, sementara kelompok minoritas tersisihkan dari dunia simbolik televisi.

Ukuran televisi hanya dilihat berdasarkan rating tidak memperhatikan faktor fungsional, akibatnya ada kelompok masyarakat yang dapat menikmati berbagai stasiun TV karena berada di wilayah yang berpotensi, tapi ada masyarakat yang tak terlayani sama sekali atau menangkap acara televisi namun isinya secara kultural tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.

Keadaan ini sebelumnya terjadi juga pada negara adi kuasa seperti Amerika Serikat penelitian di negara ini menunjukkan bahwa surat kabar dan televisi mengarahkan sasaran liputan mereka terutama pada kelompok elite dan tak memperdulikan sebagian besar warga (Kovach, 2003:66) dalam pemenuhan fungsi informasi dan hiburan belakangan ini, TV-TV gencar menayangkan berita-berita yang disebut dengan infotainment. Kehadiran infotainment amat mewarnai program-program acara di televisi bahkan menempati posisi rating tertinggi yang berarti acara-acara model seperti ini amat digemari oleh masyarakat. Pengiklan pun tak urung berbondong—bondong memasang iklan pada setiap tayangannya tentu saja semakin mamacu pengelola media untuk berloma-lomba membuat heboh acara infotainment yang dikemasnya.

Dipelopori oleh tayangan kabar-kabari lima tahun silam di RCTI, saat ini tidak kurang dari 50 judul acara serupa muncul menyebar di semua stasiun TV termasuk TVRI bahkan Metro TV. Semua format yang tampil mengatasnamakan infotainment sebagai penggabungan dari kata ”Information’ dan Entertainment’ (Informasi dan Hiburan) wujudnya merupakan paket tayangan informasi yang dikemas dalam bentuk hiburan & informasi yang menghibur.

Jika kita cermati tampaknya tayangan-tayangan infotainment yang mengklaim sebagai sebuah produk jurnalisme seringkali berorientasi bukan pada efek yang timbul dalam masyarakat tetapi produk komersial tersebut apakah mampu terjual dan mempunyai nilai ekonomis atau tidak, sehingga tidak memperhatikan apa manfaatnya bagi pemirsa ketika menginformasikan adegan ”syur” Mayangsari – Bambang Soeharto, exploitasi kawin cerai para selebritis, konflik, gaya hidup, serta kebohongan publik yang kerap digembar-gemborkan oleh kalangan selebritis.

Fenomena ini menandakan satu permasalahan di dalam kehidupan nilai-nilai ”filosofis” televisi di Indonesia. Televisi Indonesia semakin hari semakin memperlihatkan kecenderungan mencampuradukan berita dan hiburan melalui format tayangan ”infotainment”. Kebergunaan berita menjadi berkurang bahkan menyimpang. Hal ini disebabkan di antaranya oleh tekanan pasar yang makin meningkat.

1. Kerangka Teoritis
Louis O. Katsoff dalam bukunya ”Elements of Philosophy” menyatakan bahwa kegiatan filsafat merupakan perenungan, yaitu suatu jenis pemikiran yang meliputi kegiatan meragukan segala sesuatu, mengajukan pertanyaan, menghubungkan gagasan yang satu dengan gagasan yang lainnya, menanyakan ”mengapa”’ mencari jawaban yang lebih baik ketimbang jawaban pada pandangan mata. Filsafat sebagai perenungan mengusahakan kejelasan, keutuhan, dan keadaan memadainya pengetahuan agar dapat diperoleh pemahaman. Tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini. Menemukan hakekatnya, dan menerbitkan serta mengatur semuanya itu dalam bentuk yang sistematik. Filsafat membawa kita kepada pemahaman & pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih layak. Tiga bidang kajian filsafat ilmu adalah epistemologis, ontologis, dan oksiologis. Ketiga bidang filsafat ini merupakan pilar utama bangunan filsafat.

Epistemologi: merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode, dan batasan pengetahuan manusia yang bersangkutan dengan kriteria bagi penilaian terhadap kebenaran dan kepalsuan. Epistemologi pada dasarnya adalah cara bagaimana pengetahuan disusun dari bahan yang diperoleh dalam prosesnya menggunakan metode ilmiah. Medode adalah tata cara dari suatu kegiatan berdasarkan perencanaan yang matang & mapan, sistematis & logis.

Ontologi: adalah cabang filsafat mengenai sifat (wujud) atau lebih sempit lagi sifat fenomena yang ingin kita ketahui. Dalam ilmu pengetahuan sosial ontologi terutama berkaitan dengan sifat interaksi sosial. Menurut Stephen Litle John, ontologi adalah mengerjakan terjadinya pengetahuan dari sebuah gagasan kita tentang realitas. Bagi ilmu sosial ontologi memiliki keluasan eksistensi kemanusiaan.

Aksiologis: adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai seperti etika, estetika, atau agama. Litle John menyebutkan bahwa aksiologis, merupakan bidang kajian filosofis yang membahas value (nilai-nilai) Litle John mengistilahkan kajian menelusuri tiga asumsi dasar teori ini adalah dengan nama metatori. Metatori adalah bahan spesifik pelbagai teori seperti tentang apa yang diobservasi, bagaimana observasi dilakukan dan apa bentuk teorinya. ”Metatori adalah teori tentang teori” pelbagai kajian metatori yang berkembang sejak 1970 –an mengajukan berbagai metode dan teori, berdasarkan perkembangan paradigma sosial. Membahas hal-hal seperti bagaimana sebuah knowledge itu (epistemologi) berkembang. Sampai sejauh manakah eksistensinya (ontologi) perkembangannya dan bagaimanakah kegunaan nilai-nilainya (aksiologis) bagi kehidupan sosial. Pembahasan ; Berita infotainment dalam kajian filosofis. Kajian ini akan meneropong lingkup persoalan di dalam disiplin jurnalisme, sebagai sebuah bahasan dari keilmuan komunikasi, yang telah mengalami degradasi bias tertentu dari sisi epistemologis, ontologis bahkan aksiologisnya terutama dalam penyajian berita infotainment di televisi.

2. Kajian Aspek Epistemologis:
Dalam berita hal terpenting adalah fakta. Pada titik yang paling inti dalam setiap pesannya pelaporan jurnalisme mesti membawa muatan fakta. Setiap kepingan informasi mengimplikasikan realitas peristiwa kemasyatakatan. Tiap pesan menjadi netral dari kemungkinan buruk penafsiran subyektif yang tak berkaitan dengan kepentingan–kepentingan kebutuhan masyarakat. Charnley (1965 : 22.30) mengungkapkan kunci standardisasi bahasa penulisan yang memakai pendekatan ketepatan pelaporan faktualisasi peristiwa, yaitu akurat, seimbang, obyektif, jelas dan singkat serta mengandung waktu kekinian. Hal-hal ini merupakan tolok ukur dari ”The Quality of News” dan menjadi pedoman yang mengondisikan kerja wartawan di dalam mendekati peristiwa berita & membantu upaya tatkala mengumpulkan & mereportase berita. Secara epistemologis cara-cara memperoleh fakta ilmiah yang menjadi landasan filosofis sebuah berita infotainment yang akan ditampilkan berdasarkan perencanaan yang matang, mapan, sistematis & logis.

3. Kajian Aspek Ontologis
Dalam kajian berita infotainment ini bahasan secara ontologis tertuju pada keberadaan berita infotainment dalam ruang publik. Fenomena tentang berita infotainment bukan gejala baru di dunia jurnalisme. Pada abad 19, pernah berkembang jurnalisme yang berusaha mendapatkan audiensnya dengan mengandalkan berita kriminalitas yang sensasional, skandal seks, hal-hal, yang menegangkan dan pemujaan kaum selebritis ditandai dengan reputasi James Callender lewat pembeberan petualangan seks, para pendiri Amerika Serikat, Alexande Hamilton & Thomas Jeferson merupakan karya elaborasi antara fakta dan desus-desus. Tahun itu pula merupakan masa kejayaan William Rudolf Hearst dan Joseph Pulitzer yang dianggap sebagai dewa-dewa ”Jurnalisme kuning.”

Fenomena jurnalisme infotainment kembali mencuat ketika terjadi berita hebohnya perselingkuhan Presiden Amerika ”Bill Clinton- Lewinsky”. Sejak saat itu seakan telah menjadi karakteristik pada banyak jaringan TV di dunia. Di Indonesia, fenomena ini juga bukan terbilang baru. Sejak zaman Harmoko (Menteri Penerangan pada saat itu) banyak surat kabar–surat kabar kuning muncul & diwarnai dengan antusias masyarakat. Bahkan ketika Arswendo Atmowiloto menerbitkan Monitor semakin membuat semarak ”Jurnalisme kuning di Indonesia”. Pasca Orde Baru ketika kebebasan pers dibuka lebar-lebar semakin banyak media baru bermunculan, ada yang memiliki kualitas tetapi ada juga yang mengabaikan kualitas dengan mengandalkan sensasional, gosip, skandal dan lain-lain. Ketika tayangan Cek & Ricek dan Kabar Kabari berhasil di RCTI, TV lainnya juga ikut-ikut menayangkan acara gosip. Dari sinilah cikal bakal infotainment marak di TV kita. Fenomena infotainment merupakan hal yang tidak bisa terhindarkan dari dunia jurnalisme kita. Pada realitasnya ini banyak disukai oleh masyarakat dengan bukti rating tinggi (public share tinggi)

4. Kajian pada aspek aksiologis
Secara aksiologis kegunaan berita infotainment dititik beratkan kepada hiburan. Pengelola acara ini menarik audiens hanya dengan menyajikan tontonan yang enak dilihat sebagai sebuah strategi bisnis jurnalisme. Hal ini akan berdampak pada menundanya selera dan harapan sejumlah orang terhadap sesuatu yang lain. Ketika etika infotainment telah salah langkah mencoba untuk ”menyaingkan” antara berita & hiburan. Padahal nilai dan daya pikat berita itu berbeda, infotainment pada gilirannya akan membentuk audiens yang dangkal karena terbangun atas bentuk bukan substansi.

Pengelola media melalui berita infotainment terkadang tidak lagi mempertimbangkan moral sebagai pengontrol langkah mereka sehingga begitu mengabaikan kepentingan masyarakat.Hal itulah yang terjadi dengan berita infotainment di Indonesia, beberapa kaidah yang semestinya dijalankan malah diabaikan demi kepentingan mengejar rating dan meraup keuntungan dari pemasang iklan.



DAFTAR PUSTAKA

Andersen., Kenneth E., 1972, Introduction to Communication Theory and Practice, Philippines: Cumming Publ Company.
Anshari., Endang Saefuddin, 1991. Ilmu Filsafat dan Agama, PT. Bina Ilmu, Surabaya.
Asante., Molefi Kete, 1989, Handbook of International and Intercultural Communication, California: sage Publ Inc.
Bagus., Lorens, 1991, Metafisika, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Berger., Charles R., 1987, Handbook of Communication Science, California: Sage publ Inc.
Cobley., Paul, 1996, The Communication Theory Reader, London: Routledge.
DeFleur., Melvin L., 1985, Understanding Mass Communication, Boston: Houghton Mifflin Company.
Effendy., Onong Uchjana, 2000, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Fisher., B. Aubrey, 1987, Interpersonal Communication: Pragmatics of Human Relation 2 nd ed., McGraw-Hill
Little John., Stephen W., 1996, Theories of Human Communication, Ohio: Charles E. Merril Company
Muhadjir., Noeng, 1998, Filsafat Ilmu Telaah Sistematis Fungsional Komparatif, Rake Sarasin, Yogyakarta

Minggu, 22 Juni 2008

SUMBERDAYA UNTUK PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN BERJARINGAN

SUMBERDAYA UNTUK PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN BERJARINGAN

TUGAS KELOMPOK TEKHNOLOGI DAN INFORMATIKA
OLEH
MARRY PANGARIBUAN, MUHAMMAD ZAIBI, NADRAH RIANY


A. Pendahuluan
Pendidikan jarak jauh adalah sekumpulan metoda pengajaran dimana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta ajar bertempat tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Pemisah dapat pula jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut. Keterpisahan kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari pendidikan jarak jauh.
Sistem pendidikan jarak jauh merupakan suatu alternatif pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas. Pada sistem pendidikan pelatihan ini tenaga pengajar dan peserta didik tidak harus berada dalam lingkungan geografi yang sama.
Tujuan dari pembangunan sistem ini antara lain menerapkan aplikasi-aplikasi pendidikan jarak jauh berbasis web pada situs-situs pendidikan jarak jauh yang dikembangkan di lingkungan di Indonesia yakni bekerja dengan sama mitra-mitra lainnya.
Secara sederaha dipahami sistem ini terdiri dari kumpulan aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan pendidikan jarak jauh hingga penyampaian materi pendidikan jarak jauh tersebut dapat dilakukan dengan baik.
Sarana penunjang dari pendidikan jarak jauh ini adalah teknologi informasi. Kemunculan teknologi informasi dan komunikasi pada pendidikan jarak jauh ini sangat membantu sekali. Seperti dapat dilihat, dengan munculnya berbagai pendidikan secara online, baik pendidikan formal atau non-formal, dengan menggunakan fasilitas Internet.Pendekatan sistem pengajaran yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengajaran secara langsung (real time) ataupun dengan cara menggunakan sistem sebagai tempat pemusatan pengetahuan (knowledge). Hal ini memungkinkan terbentuknya kesempatan bagi siapa saja untuk mengikuti berbagai jenjang pendidikan. Seorang lulusan sarjana dapat melanjutkan ke pendidikan magister secara online ke salah satu Perguruan tinggi yang diminatinya.

B. Sistem Pendidikan Jarak Jauh
Meskipun teknologi merupakan bagian integral dari pendidikan jarak jauh, namun program pendidikan harus fokus pada kebutuhan instruksional mahasiswa, dari pada teknologinya sendiri. Perlu juga untuk dipertimbangkan; umur, kultur, latar belakang sosioekonomi, interes, pengalaman, level pendidikan, dan terbiasa dengan metoda pendidikan jarak jauh. Faktor yang penting untuk keberhasilan sistem pendidikan jarak jauh adalah perhatian, percaya diri dosen, pengalaman, mudah menggunakan perlatan, kreatif menggunakan alat, dan menjalin interkasi dengan mahasiswa.
Pada pembangunan sistem perlu diperhatikan tentang disain dan pengembangan sistem, interactivity, active learning, visual imagery, dan komunikasi yang efektif. Disain dan pengembangan sistem. proses pengembangan instruksional untuk pendidikan jarak jauh, terdiri dari tahap perancangan, pengembangan, evaluasi, dan revisi. Dalam mendesain instruksi pendidikan jarak jauh yang efektif, harus diperhatikan, tidak saja tujuan, kebutuhan, dan karakteristik dosen dan mahasiswa, tetapi juga kebutuhan isi dan hambatan teknis yang mungkin terjadi. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dari instruktur, spesialis pembuat isi, dan mahasiswa selama dalam proses berjalan.
Interactivity. Keberhasilan sistem pendidikan jarak jauh antara lain ditentukan oleh adanya interaksi antara dosen dan mahasiswa, antara mahasiswa dan lingkungan pendidikan, dan antara mahasiswa. Active learning. Partisipasi aktif peserta pendidikan jarak jauh mempengaruhi cara bagaimana mereka berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
Visual imagery. Pembelajaran lewat televisi dapat memotivasi dan merangsang keinginan dalam proses pembelajaran. Namun jangan sampai terjadi distorsi karena adanya hiburan. Harus ada penseleksian antara informasi yang tidak berguna dengan yang berkualitas, menentukan mana yang layak dan tidak, mengidentifikasi penyimpangan, membedakan fakta dari yang bukan fakta, dan mengerti bagaimana teknologi dapat memberikan informasi berkualitas.
Komunikasi yang efektif. Desain instruksional dimulai dengan mengerti harapan pemakai, dan mengenal mereka sebagai individual yang mempunyai pandangan berbeda dengan perancang sistem. Dengan memahami keingingan pemakai maka dapat dibangun suatu komunikasi yang efektif.

C. BELAJAR BERJARINGAN
Proses Belajar Mengajar (PBM) konvensional mulai ditinggalkan. Interaksi belajar yang mengharuskan tatap muka antara siswa dan guru tidak diperlukan lagi. Kelengkapan sarana prasarana sekolah secara fisik yang seringkali menjadi hambatan dalam dunia pendidikan Indoensia mulai tidak diperlukan dengan hadirnya “belajar berjaringan di dunia maya”lewat internet.
Pendidikan di Indonesia pada umunya masih berupa sistem pendidikan konvensional. Pendidikan masih terpusat pada pendidikan formal dengan kurikulum nasional. Lambat laun Indonesia pun harus beralih kepada pendidikan “berjaringan” di dunia maya lewat pasilitas koneksi internet. Sehingga walaupun kelas-kelas belajar di lokal Indonesia tetapi dengan wawasan global internasional dengan fasilitas pembelajaran “berjaringan”.
Fasilitas kelas virtual dapat menggantikan sarana prasarana belajar konvensional. Seperti; Layar komputer atau layar mungil ponsel, tidak memerlukan prasyarat kehadiran fisik, Dosen bisa jadi sedang duduk di sebuah kampus di Inggris tatkala sang mahasiswa di Indonesia tekun menyimak kuliahnya di layar monitor secara berjaringan lewat internet
Kelas virtual adalah cara baru kuliah yang lebih mutakhir, seluruh aktifitas dilakukan dalam media multimedia.
Misalnya:
• Tatap muka dengan dosen melalui fasilitas konferensi video (video conference) atau layar mungil ponsel lewat fasilitas teknologi 3G.
• Grup diskusi dilakukan secara serempak dalam fasilitas maya di internet bisa melalui konferensi video, chating, mailng list atau forum.
• Materi kuliah disajikan dalam bentuk picture, video striming, power point atau simulator
Kelebihan Belajar “Online” di Dunia Maya:
• Kampus di dunia maya, mahasiswa di seantero dunia, didoseni para professor jempolan dari seluruh dunia.
• Belajar via jaringan menyajikan fleksibilitas ruang dan waktu. Peserta bisa tetap kuliah tanpa harus meninggalkan,misalnya pekerjaan kantor. Belajar dimana saja, kapan saja. Meski skejul kuliah terkesan dinomorduakan e-learning memberikan peluang belajar lebih efektif. ''Orang lebih cepat pintar.''
• Jalur dunia maya membuka katup penyumbat. Memungkinkan mahasiswa online belajar dan berdiskusi dengan teman-teman dari seluruh dunia. Sekaligus bertanya langsung kepada pakar-pakar top di belahan benua lain, baik lewat group discussion ataupun konsultasi privat melalui e-mail dan internet messenger.
• Fasilitas multimedia, juga memberi peluang mahasiswa memperoleh materi pelajaran yang jauh lebih kaya ketimbang buku-buku teks tradisional. Contohnya tatkala kita belajar fisika. Di layar monitor, gerakan gelombang bisa disimulasikan dalam tiga dimensi. Suara gelombang bisa dimunculkan bersamaan. ''Bukan cuma dituliskan di white board,'' .
• kuliah secara virtual terbukti ampuh membuka sumbat-sumbat perasaan negative mahasiswa lebih punya nyali untuk bertanya. Jika saat kuliah di kelas cenderung ogah mengacungkan tangan,''Di ruang virtual, bisa leluasa bertanya,''. Perasaan 'malu-malu kucing' raib seketika manakala perkuliahan dilakoni tanpa kehadiran sang dosen secara fisik atau teman-teman kuliah--yang barangkali sering usil.
• Lewat internet, setiap warga berpeluang memperoleh materi pengajaran yang sama-sama qualified tanpa pandang bulu. Internet, pada akhirnya, menjadi salah satu alat demokratisasi pendidikan. ''Semua orang berpeluang mendapatkan pendidikan berkualitas sekaligus lebih murah,''. Tak perlu lagi gedung-gedung bertingkat--pemicu melambungnya biaya pendidikan.

Kendala Belajar “Berjaringan” di Indonesia
• Konsep belajar berjaringan sebuah daya tarik yang magnetik, meski itu baru secara teoritik karena pada kenyataannya, negeri kita masih diganjal kendala ketersediaan infrastruktur. Belum seluruh wilayah Indonesia dihampari jaringan internet ber-bandwith besar. Dan, lalu lintas transportasi data berkapasitas gemuk--seperti materi kuliah video conference--sulit dilakukan.
• Tidak semua masyarakat Indonesia mengerti dan bisa mengakses internetItu sebetulnya tanggung jawab pemerintah. Dalam kerangka Millenium Development Goal sudah dipastikan bahwa telekomunikasi harus menjadi infrastruktur publik. Adalah tugas masing-masing pemerintah mendemokratisasikan akses internet untuk setiap warganegara. Di negara-negara lain sudah gratis. Di sini, Telkomnya bukannya diarahkan untuk publik malah diarahkan ke korporasi.
• Belajar di universitas virtual amat fleksibel. Tidakkah ini menjadi bumerang. Ada yang bilang mahasiswa Indonesia tidak disiplin?
Justru konsep seperti ini membuat orang disiplin. Satu hari saja kita nggak masuk ke kelas virtual, komputernya langsung mencatat. Berapa lama kita belajar di kelas virtual juga langsung dicatat. Termasuk, berapa menit kita bisa menyelesaikan soal ujian. Sangat disiplin. Saya bisa umumkan kuis dibuka sampai minggu depan. Tanggal sekian jam sekian. Lewat dari itu mahasiswa yang nggak ikut kuis, nggak bisa ngomel. Seperti itu yang dimaksud kedisiplinan.
Contoh-contoh Universitas Virtual: Ada puluhan, jika bukan ratusan, lembaga pendidikan tinggi di mancanegara yang mulai menyuguhkan sistem belajar on-line. Ada yang seratus persen on-line, ada pula yang mengombinasikannya dengan tatap muka di kampus, seperti:
• Universitas of Phoenix online di Amerika Serikat
• Universitas Virtual Syria
• Universitas Virtual Kanada
• Universitas Virtual Hongkong, dll.
Pada masa yang akan datang pendidikan berjaringan (Online) tidak hanya anggapan atau cerita pendidikan di negara-negara maju saja, tetapi akan menjadi pilihan-pilihan pembelajaran dan kebutuhan para peserta didik dan guru termasuk di Indoensia. Belajar berjaringan memerlukan fasilitas internet.
Internet merupakan salah satu keajaiban dunia yang baru versi lembaga privat asal Swiss, New7wonder, diumumkan New Seven Wonders of the World dalam perayaan megah yang dihelat di Portugal—USA. Internet, sejak migrasinya dari Pentagon ke dunia sipil pada dasawarsa 1990-an, telah menciptakan revolusi di pelbagai ranah kehidupan, termasuk pendidikan.
Globalisasi adalah salah satu alasan. Atas nama globalisasi, alangkah relevannya mengarusutamakan sistem belajar on-line. Bahkan melembagakannya lewat universitas virtual. Universitas on-line ini, ditujukan mencetak lulusan-lulusan berstandar global. Sebab,''Seiring globalisasi, kelak hanya akan ada satu standar (di dunia kerja). Yakni standar global,''.
Dan, cuma ada satu 'jalan ekspres' meraih predikat ini: Membuka akses terhadap sumber-sumber pengetahuan berstandar global. Ini dimungkinkan lewat jalur universal internet. ''Para mahasiswa (universitas virtual) dapat bertanya langsung dengan para the best brain in the world,''.
Dalam konteks Indonesia, kehadiran sistem belajar berjaringan menjadi kian relevan menimbang masih jomplangnya distribusi pendidikan berkualitas antara masyarakat mampu dan tidak mampu. Yang miskin masuk sekolah kumuh dan tetap bodoh, sementara yang kaya duduk di sekolah bonafid dan semakin pintar. Keberadaan belajar berjaringan sangat diperlukan untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Perkembangan daya dukung sarana prasarana belajar berjaringan diharapkan lambat laun mengarah ke kemajuan dengan konsentrasi pemerintah untuk membatu pemecahan permasalahan pendidikan di Indonesia.

D. Pendidikan Jarak Jauh Secara Online
Perkembangan teknologi selalu mempunyai peran yang sangat tinggi dan ikut memberikan arah perkembangan dunia pendidikan. Dalam sejarah perkembangan pendidikan, teknologi informasi adalah bagian dari media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ilmu pada orang banyak, mulai dari teknologi percetakan beberapa abad yang lalu, seperti buku yang dicetak, hingga media telekomunikasi seperti, suara yang direkam pada kaset, video, televisi, dan CD. Perkembangan teknologi informasi saat ini, Internet, mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Layanan online dalam pendidikan baik bergelar maupun tidak bergelar pada dasarnya adalah memberikan pelayanan pendidikan bagi pengguna (mahasiswa) dengan menggunakan internet sebagai media. Layanan online ini dapat terdiri dari berbagai tahapan dari proses program pendidikan seperti: pendaftaran, test masuk, pembayaran, perkuliahan, penugasan kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi, pengumuman, dll. Pendidikan jarak jauh dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal, dapat memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat dan bahkan meningkatkan kualitas pendidikan.
Faktor utama dalam Pendidikan jarak jauh secara online yang dikenal sebagai distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Namun demikian, dengan media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board. Dengan cara diatas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa. Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administratif juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode pembayaran online.
Pendidikan jarak jauh secara online mengatasi keterbatasan yang ada pada jenis-jenis pendidikan jarak jauh yang lain (yang sebenarnya juga sudah sarat teknologi), yaitu pendidikan jarak jauh dengan satelit serta teknologi televisi. Pada kedua teknologi di atas, mahasiswa masih harus berjalan ke fasilitas-fasilitas pendidikannya; sedangkan peralatannya bersifat khusus dan mahal. Kini dengan pendidikan online lewat internet, mahasiswa dapat belajar sendiri dari rumah dengan peralatan komputer sendiri.

E. Pendidikan Jarak Jauh Berbasis Web Secara Online
Bila kembali ke konsep dasar pada suatu sistem pendidikan tradisional yang dilakukan saat ini, para mahasiswa dan dosen bertemu pada suatu tempat dan waktu tertentu. Sistem pendidikan tradisional ini kelak akan bergeser kepada pendidikan jarak jauh dengan dilandasi bahwa agak sulit untuk mengumpulkan peserta kursus, training atau pendidikan pada satu waktu dan tempat tertentu sedangkan peserta tersebar di wilayah yang berbeda-beda dan pada dasarnya materi-materi yang seharusnya disampaikan di kelas, dapat diberikan tanpa kehadiran para mahasiswa dan dosen secara langsung di kelas.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini, khususnya perkembangan teknologi internet turut mendorong berkembangnya konsep pembelajaran jarak jauh ini. Ciri teknologi internet yang selalu dapat diakses kapan saja, dimana saja, multiuser serta menawarkan segala kemudahannya telah menjadikan internet suatu media yang sangat tepat bagi perkembangan pendidikan jarak jauh selanjutnya.
Penggunaan teknologi informasi dalam menunjang suatu sistem pendidikan jarak jauh harus diperhatikan dari bentuk pendidikan yang diberikan. Suatu kursus bahasa Inggris salah satunya, pada akhir perkuliahan mahasiswa dituntut untuk mempunyai reading dan listening skill yang baik, untuk itu medianya dapat berupa sound, gambar dan bentuk multimedia lainnya yang dapat di kirimkan melalui internet.
Bila dibatasi pada web based distance learning maka pengguna, dalam hal ini dosen dan mahasiswa memerlukan fasilitas internet untuk tetap menjaga konektivitas dengan pendidikan jarak jauh tersebut. Kemampuan mahasiswa untuk tetap menjaga konektivitas menentukan bagi kesinambungan suatu sistem pendidikan jarak jauh. Apabila kita umpamakan suatu pendidikan jarak jauh berbasis web sebagai suatu community maka di dalamnya harus dapat memfasilitasi bertemunya atau berinteraksinya mahasiswa dan dosen. Agak sulit memang untuk memindahkan apa yang biasa dilakukan oleh dosen di depan kelas kepada suatu bentuk web yang harus melibatkan interaksi berbagai komponen di dalamnya. Adanya sistem ini membuat mentalitas dosen dan mahasiswa harus berubah, perbedaan karakteristik dosen dalam mengajar tidak tampak dalam metode ini. Seperti layaknya sebuah perguruan tinggi, metode ini juga harus mampu memberikan informasi perkuliahan kepada mahasiswa. Informasi itu harus selalu dapat diakses oleh siswa dan dosen serta selalu diperbaharui setiap waktu. Informasi yang sering dibutuhkan itu berupa silabus kuliah, jadwal kuliah, pengumuman, siapa saja peserta kuliah, materi kuliah dan penilaian atas prestasi siswa.
Suatu pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut :
1. Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, dimana mahasiswa dapat menambah kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya.
2. Interaksi dalam grup; Para mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang diberikan dosen. Dosen dapat hadir dalam group ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.
3. Sistem administrasi mahasiswa; dimana para mahasiswa dapat melihat informasi mengenai status mahasiswa, prestasi mahasiswa dan sebagainya
4. Pendalaman materi dan ujian; Biasanya dosen sering mengadakan quiz singkat dan tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance learning
5. Perpustakaan digital; Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku tapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk database.
6. Materi online diluar materi kuliah; Untuk menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan bacaan dari web lainnya. Karenanya pada bagian ini, dosen dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan lainnya untuk di publikasikan kepada mahasiswa lainnya melalui web.

Mewujudkan ide dan keinginan di atas dalam suatu bentuk realitas bukanlah suatu pekerjaan yang mudah tapi bila kita lihat ke negara lain yang telah lama mengembangkan web based distance learning, sudah banyak sekali institusi atau lembaga yang memanfaatkan metode ini. Bukan hanya skill yang dimiliki oleh para engineer yang diperlukan tapi juga berbagai kebijaksanaan dalam bidang pendidikan sangat mempengaruhi perkembangannya. Jika dilihat dari kesiapan sarana pendukung misalnya hardware maka agaknya hal ini tidak perlu diragukan lagi. Hanya satu yang selalu menjadi perhatian utama pengguna internet di Indonesia yaitu masalah bandwidth, tentunya dengan bandwidth yang terbatas ini mengurangi kenyamanan khususnya pada non text based material.

F. Pendidikan Secara Online di luar negeri
Di luar negeri, khususnya di negara maju, pendidikan jarak jauh telah merupakan alternatif pendidikan yang cukup digemari. Metoda pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan orang lanjut usia (pensiunan). Beberapa tahun yang lalu pertukaran materi dilakukan dengan surat menyurat, atau dilengkapi dengan materi audio dan video. Saat ini hampir seluruh program distance learning di Amerika, Australia dan Eropa dapat juga diakses melalui internet. Studi yang dilakukan oleh Amerika, sangat mendukung dikembangkannya e-learning, menyatakan bahwa computer based learning sangat efektif, memungkinkan 30% pendidikan lebih baik, 40% waktu lebih singkat, dan 30% biaya lebih murah. Bank Dunia (World bank) pada tahun 1997 telah mengumumkan program Global Distance Learning Network (GDLN) yang memiliki mitra disebanyak 80 negara di seluruh dunia (sampai dengan Juni 2000, pusat yang beroperasi baru 15 negara, dan 5 diantaranya di Asia tetapi belum di Indonesia). Melalui GDLN ini maka World Bank dapat memberikan e-learning kepada mahasiswa 5 kali lebih banyak (dari 30 menjadi 150 mahasiswa) dengan biaya 31% lebih murah
Hampir separuh dari sekitar 3.900 lembaga pendidikan tinggi di Amerika Serikat menyelenggarakan sejenis pendidikan jarakjauh (distance education / distance learning ). Pendidikan jarak jauh bukanlah hal baru. Pada awalnya dimulai dengan kursus tertulis dan dalam bentuk pendidikan tinggi formal berbentuk Universitas Terbuka (Open University). Pada awal terselenggaranya, pendidikan jarak jauh oleh masyarakat dianggap sebagai jenis pendidikan alternatif atau pendidikan kelas dua. Kalah bergengsi dengan pendidikan konvensional yangmengharuskan kehadiran mahasiswa.
Selama tiga tahun terakhir ini lebih dari 80% pendidikan jarak jauh diselenggarakan secara online melalui Internet. Besarnya investasi serta kepiawaian teknologi dalam meramu pendidikan ini, serta apresiasi masyarakat yang tinggi terhadap teknologi, membuat pendidikan jarak jauh secara online tidak kalah atau bahkan lebih bergengsi dibandingkan pendidikan konvensional. Kini bahkan untuk pendidikan konvensional pun universitas-universitas menyelenggarakan pendidikan online.

G. Prospek Pendidikan Secara Online di Indonesia
Karena pembatasan struktur budaya dan regulasi yang ada di Indonesia, maka pendidikan jarak jauh masih belum berkembang dengan pesat, namun tidak mustahil bahwa Indonesia harus mengikuti kecenderungan yang terjadi secara global ini.
Di Indonesia, prospek pendidikan jarak jauh dengan sarana internet juga telah menjadi perhatian dari beberapa kalangan, baik dari dunia pendidikan maupun dunia teknologi informasi.
Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 75 universitas negeri dan 1200 universitas dan perguruan tinggi swasta di Indonesia, dengan total kurang lebih bisa mencapai 5 juta mahasiswa yang merupakan potensi pengguna internet.
Sedangkan di Universitas Brawijaya sendiri program distance learning tersebut sudah terlaksana sejak Maret 2002 yang merupakan sebuah proyek kerjasama antara Universitas Brawijaya dengan SOI - ASIA ( School Of Internet ) salah satu kerja proyek WIDE (Sebuah Organisasi Distance Learning Internasional ) ,
Dimulai pada tahun 1997 dengan mendirikan campus environment pada infrastruktur Internet yang memungkinkan mahasiswa belajar tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat. Sampai sekarang, sekitar 700 mahasiswa terdaftar pada WIDE University termasuk dari universitas brawijaya, yang mana lebih dari setengahnya adalah orang dewasa yang berminat meneruskan pendidikan mereka melalui Internet. Pada WIDE University, lebih dari 800 jam kuliah tersedia melalui video archives, yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar sendiri dengan bebas. Proyek SOI-Asia yang ditujukan untuk disumbangkan kepada pengembangan pendidikan tinggi di negara-negara Asia, didukung oleh Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) dan CSL of Ministry of Public Management, Home Affairs, Posts and Telecommunications di Jepang dan JSAT corporation, bekerjasama dengan Asia SEED Institute, WIDE Project dan AI3 (Asian Initiatives of Internet Infrastructure) Project. SOI - ASIA di ikuti oleh beberapa Universitas terpilih di Asia Tenggara diantaranya : Chulalongkorn University (Thailand), Asian Institute of Technology (Thailand), National University of Laos (Laos), University of Computer Studies (Yangon), Brawijaya University (Indonesia), Sam Ratulangi University (Indonesia), Hasanuddin University (Indonesia), Institut Teknologi Bandung (Indonesia), Asian Youth Fellowship (Malaysia), Institute Of Information Technology (Vietnam)

H. Penutup
Keberhasilan pendidikan jarak jauh ditunjang oleh adanya interaksi maksimal antara dosen dan mahasiswa, antara mahasiswa dengan berbagai fasilitas pendidikan, antara mahasiswa dengan mahasiswa lainnya, adanya pola pendidikan aktif dalam interaksi tersebut. Bila pendidikan bebasis pada web, maka diperlukan adanya pusat kegiatan mahasiswa, interaksi antar grup, administrasi penunjang sistem, pendalaman materi, ujian, perpustakan digital, dan materi online. Dari sisi Teknologi informasi; dunia Internet memungkinkan perombakan total konsep-konsep pendidikan yang selama ini berlaku. Teknologi informasi & telekomunikasi dengan murah & mudah akan menghilangkan batasan-batasan ruang & waktu yang selama ini membatasi dunia pendidikan. Beberapa konsekuensi logis yang terjadi antara lain adalah: (1) Mahasiswa dapat dengan mudah mengambil matakuliah dimanapun di dunia tanpa terbatas lagi pada batasan institusi & negara; (2) Mahasiswa dapat dengan mudah berguru pada orang-orang ahli / pakar di bidang yang diminatinya. Cukup banyak pakar di dunia ini yang dengan senang hati menjawab berbagai pertanyaan yang datang; (3) Kuliah bahkan dapat dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia tanpa tergantung pada universitas tempat si mahasiswa belajar. Artinya konsep universitas terbuka akan semakin membaur dalam universitas tradisional. Tinggal masalah akreditasi dari kuliah yang diambil di universitas di manca negara melalui Internet untuk di akui sebagai bagian dari kredit untuk kesarjanaannya di universitas lokal. Konsekuensi yang akan terjadi adalah pergeseran nilai-nilai kuliah yang tadinya sangat rigid & harus diambil di universitas lokal menjadi terbuka untuk diambil dari universitas lain di dunia.
DAFTAR PUSTAKA

1. Judul : Universitas Virtual
Alamat : http://www.republika.co.id/koran%20detail.asp?id=333536&kat%20id=3
Penulis : Justiani Maulani

2. Judul : Global di Kelas Lokal
Alamat : http://www.republika.co.id/koran%20detail.asp?id=333536&kat%20id=3
Penulis : Justiani Maulani

3. Judul : Virtual University: Real Learning
Alamat :http://www.whirligig.com.au/GlobalEducatorWeb/articles/MoodieGavin2000.pdf
Penulis : Gavin Moodie

4. Judul : Peran Teknologi Komunikasi dan Informasi Dalam Pendidikan
Alamat : email ke kpdekom@denpsarkota.go.id
Penulis : Nick Natha Wibawa

Sabtu, 21 Juni 2008

tips olahraga ringan di kantor, mall

tips olahraga ringan di kantor, mall, dllPosted in My Lounge at 7:17 am by stepsoflife

1. Usahakan datang kerja lebih awal dari waktu yang ditentukan. Paling lambat 30 menit sebelum waktu kerja dimulai, kita harus sudah ada di kantor. Selain dapat memahami dan mengenal lebih baik suasana tempat kerja, kita juga dapat memiliki waktu untuk melakukan persiapan rutinitas kerja.

2. Jika terbiasa menggunakan mobil ke kantor, usahakan untuk memarkir mobil jauh dari letak kantor. Nah, dari tempat parkir mobil itu kita dapat melakukan olahraga jalan kaki. Makin jauh parkir mobil, makin banyak energi yang akan keluar.

3. Atau biasakan untuk berjalan mengitari tempat bekerja sebelum masuk ke ruangan. Usahakan untuk berjalan ke mana saja selama kurang lebih 15 menit sebelum masuk ruangan kantor. Nggak ada salahnya untuk berkenalan atau mencari tahu di sebelah kantor itu siapa saja sih orangnya. ?

4. Jika sedang melakukan makan siang di mall atau pun pergi ke tempat makan, upayakan untuk selalu menghindari eskalator. Cari tangga, naik turun tangga lebih baik ketimbang memakai eskalator.

5. Jika terpaksa menggunakan eskalator, upayakan agar tubuh selalu bergerak, jangan diam saja menunggu tangga berjalan, tapi coba berjalan turun.

6. Yang harus diingat adalah, jika kita tidak memiliki waktu untuk berolahraga, biasakanlah tubuh kita selalu bergerak, agar tubuh tidak manja. Selalu berjalan dan tidak mengandalkan kendaraan untuk bergerak, selama jam kerja

Permalink

2 Comments »

fool said,

October 22, 2007 at 7:27 am

mulai kerja: 8.30
tiba 30 menit sebelumnya, berarti jem 8 udah sampe
1 jem perjalanan, jem 7 dari rumah
persiapan ngantor (mandi, sikat gigi, sarapan) 1 jem, jem 6 udah musti bangun
tidur yang baik, 8 jem sehari, berarti jem 10 malem udah tidur

pulang kantor jem 8 (lembur), sampe rumah jem 9
cuma ada 1 jem buat ketemu keluarga dll
ga heran deh kalo kehidupan di dunia kapitalis jadi pada stress. kapan relaxnya?

Aneka Resep Minuman

Aneka Resep Minuman

--------------------------------------------------------------------------------

*** 20 Aneka Resep Minuman ***

Es Pisang Ijo
-------------
Disajikan Untuk : 5 Orang
Bahan-Bahan :
40 gram tepung beras
1/2 sendok teh garam
300 ml air
100 ml air daun suji
3 tetes pewarna hijau
175 gram tepung beras
5 buah pisang raja yang tua
es serut
sirup merah
650 ml santan(bahan saus)
50 gram tepungh terigu(bahan saus)
75 gram gula pasir(bahan saus)
1 lembar daun pandan(bahan saus)
1/4 sendok teh garam(bahan saus
Cara Mengolah :
1. Aduk tepung beras, garam, air, air daun suji, pewarna hijau lalu rebus
sambil diaduk sampai mendidih, angkat.
2. Tambahkan tepung beras, aduk rata lalu aduk lagi sampai kalis(tidak
lengket). Tipiskan adonan, balutkan pada pisang hingga tertutup.
3. Kukus pisang selama 20 menit. Angkat dan sisihkan.
4. Rebus bahan saus sampai mendidih, angkat lalu dinginkan.
5. Potong-potong pisang hijau, tuangkan saus, es serut, dan sirup
merah.


Es Teh Strobery
---------------
Disajikan Untuk : 2 Orang
Bahan-Bahan :
2 1/2 gelas air panas
2 bungkus teh celup
1/4 gelas manisan stroberi
2 buah jeruk lemon
Es Batu secukupnya
Gula Secukupnya
Cara Mengolah :
1. Sedu teh celup di dalam air panas.
2. Sambil menunggu peras 1 buah jeruk lemon.
3. Campurkan air perasan jeruk lemon, manisan stroberi dan gula
secukupnya kedalam teh.
4. Dinginkan di dalam lemari es selama kurang lebih 2 jam.
5. Iris 1 buah jeruk lemon untuk digunakan sebagai hiasan.
6. Sajikan dengan es batu dan hias dengan irisan jeruk lemon.


Es Ceria
--------
Disajikan Untuk : 8 Orang
Bahan-Bahan :
200 gram melon, kerok dengan sendok
100 gram biji mutiara siap rebus
(pearls untuk bubble tea bisa didapatkan di supermarket)
1 bungkus agar-agar merah
1 buah kelapa muda
100 ml susu non fat
sirup merah menurut selera
Cara Mengolah :
1. Rebus biji mutiara sampai masak.
2. Kerok daging kelapa.
3. Buat agar-agar, setelah dingin dan mengeras, potong dadu.
4. Masukkan semua bahan ke dalam air kelapa, tambahkan sirup
merah.
5. Sajikan dingin.


Coklat Panas
------------
Disajikan Untuk : 1 Orang
Bahan-Bahan :
1/2 gelas susu tanpa lemak
1-2 sendok makan gula
1 1/2 sendok makan cokelat masak
1 gelas air mendidih
Cara Mengolah :
1. Campurkan susu, gula dan cokelat dalam sebuah mug atau gelas.
2. Masukkan air mendidih, aduk rata.
3. Hias dengan krim (whipped cream), sesuai selera.
4. Sajikan hangat.


Capucino Mousse
---------------
Disajikan Untuk : 4 Orang
Bahan-Bahan :
100 gr gula pasir
125 cc susu cair
125 cc kopi instan yang telah dilarutkan
150 gr milk cooking chocolate, lelehkan
200 cc whipping cream
40 gr gelatin putih, larutkan dengan air panas
60 cc air panas, untuk melarutkan gelatin
3 butir telur yang dipisah putih dan kuningnya
Cara Mengolah :
1. Kocok kuning telur dan gula dalam mangkuk hingga lembut.
Tambahkan susu cair
2. Pindahkan ke panci kecil dan masak di atas api sedang hingga
mendidih
3. Matikan api, diamkan sebentar hingga uap panasnya hilang.
4. Kemudian tambahkan kopi instan, cokelat masak, gelatin yang telah
dilarutkan dengan air panas dan whipping cream, aduk hingga tercampur
rata.
5. Kocok putih telur hingga kaku, kemudian masukkan ke dalam
campuran susu, kopi dan cokelat, aduk perlahan hingga semua
tercampur rata.
6. Tuangkan ke mangkuk atau gelas, dingingkan hingga kaku dan siap
untuk dihidangkan.
7. Hias dengan cokelat serut


Punch Jeruk
-----------
Bahan-Bahan :
60 gram bubuk jeruk
1 liter air
5 buah jeruk, ambil airnya
100 cc sirup nanas
1 buah jeruk lemon, ambil airnya
500 cc Sprite
500 cc Fanta jeruk
1 buah jeruk sankis, potong-potong
Cara Mengolah :
1. Campur air, bubuk jeruk, air jeruk, dan sirup nanas, aduk rata.
2. Tambahkan air jeruk lemon, aduk rata.
3. Simpan dalam kulkas.
4. Bila akan disajikan, masukkan Sprite dan Fanta jeruk, aduk rata.
5. Tambahkan irisan jeruk sankis, sajikan


Punch Leci & Jeruk
------------------
Disajikan Untuk : 5 Orang
Bahan-Bahan :
500 ml jus jeruk (siap pakai)
250 ml jus leci (siap pakai)
1 buah jeruk sunkis
10 buah leci
500 ml soft drink rasa jeruk
Es batu untuk menyajikan
Cara Mengolah :
1. Iris tipis jeruk sunkis.
2. Kupas leci, ambil dagingnya lalu, dipotong-potong.
3. Aduk semua bahan lalu sajikan dengan es batu.


Jus Aneka Buah
--------------
Disajikan Untuk : 5 Orang
Bahan-Bahan :
500 gram semangka (buang bijinya lalu potong-potong)
300 gram pepaya(buang bijinya lalu potong-potong)
200 gram melon (bentuk bola-bola)
es batu
Cara Mengolah :
1. Masukan pepaya dan semangka dalam blender lalu haluskan dengan
menambahkan es batu (kalau bisa esnya diserut dahulu sebelum
dimasukkan ke dalam blender)
2. tempatkan dalam gelas saji, tambahkan melon kedalam gelas saji.


Jus Semangka
------------
Bahan-Bahan :
600 gram semangka tanpa biji, cincang
125 ml air jeruk manis
125 ml air jeruk lemon
75 gram gula kastor
150 gram strawberi segar, bersihkan, belah-belah
Cara Mengolah :
1. Campur semangka, air jeruk dan gula.
2. Blender hingga halus.
3. Simpan dalam lemari pendingin hingga dingin benar.
4. Masukkan belahan strawberi.
5. Tuang dalam gelas-gelas saji.
6. Sajikan segera.


Espresso Chill
--------------
Disajikan Untuk : 2 Orang
Bahan-Bahan :
3/4 gelas air dingin
2 sendok teh kopi instan
1 gelas es batu
2 sendok makan gula
Cara Mengolah :
1. Masukkan air dingin dan kopi ke dalam blender, tutup.
2. Blender sampai kopi larut.
3. Tambahkan es dan gula.
4. Blender lagi, sampai halus.
5. Sajikan segera.


Es Puding tape Hijau
--------------------
Bahan:
1 bks Agar-agar bubuk hijau
600 ml air
150 gr Gula Pasir
250 gr Tape Ketan Hijau
Isi:
1 bh Kelapa Muda
300 ml Santan
Sirup Merah
Susu Kental Manis
Es Serut
Cara Membuat:
1.Didihkan air, campur dengan agar-agar. Aduk rata dan tambahkan gula pasir. Setelah mendidih, masukkan tape, aduk rata dan masak sebentar.
2.Tuangkan ke dalam loyang, hilangkan uap panas dan masukkan dalam lemari pendingin.
3.Setelah dingin, potong bentuk dadu dan tuangkan ke dalam gelas. Tambahkan kelapa muda dan santan atau susu.
4.Beri es serut, tambahkan susu kental manis dan sirup merah.
5.Hias dengan daun pandan dan sajikan.


Es Krim Kaya Rasa
-----------------
Bahan:
1 ltr es krim Walls 2 in 1
Chocolate & Vanilla Chcochips
250 gr Mangga
250 gr Melon
250 gr Pepaya
50 ml Susu
Whipping Cream
Coklat Masak
Strawberry
Cara Membuat:
1.Masukkan eskKrim dan susu secukupnya ke dalam blender, campur hingga halus
2.Siapkan gelas, tata buah pada gelas. Masukkan buah Mangga, Melon dan Pepaya.
3.Tuangkan es krim pada gelas buah tersebut.
4.Tambahkan Whipping Cream, coklat masak yang dilelehkan, kemudian hias pada bagian atasnya.
5.Taruh buah Strawberry dan daun mint sebagai hiasan


Es Capucino
-----------
BAHAN : 100 gram kopi
250 ml air
gula pasir secukupnya
200 ml krim kental
krim hias semprot secukupnya
es batu
CARA MEMBUAT :
1.Didihkan air, buat kopi tubruk yang pekat dan saring.
2.Siapkan blender, isi dengan kopi krim kental, gula dan es batu dan blender hingga berbuih, tuangkan kedalam gelas, hias dengan krim hias semprot.
3.Sajikan dingin.


Es Kopyor Agar-agar
-------------------
Bahan :
1 bungkus agar-agar bubuk putih
400 ml santan kental dari satu butir kelapa
es batu secukupnya
syrup merah
susu kental manis dan es serut
Cara membuat :
1.Siapkan es batu berbentuk balok secukupnya.
2.Campur agar dengan santan, aduk rata dan panaskan tidak sampai mendidih, angkat.
3.Ambil sesendok-sesendok taruh jatuhkan ke es batu hingga mirip kopyor.
4.Siapkan gelas taruh kopyor beri sirup merah, es serut dan susu kental manis.
5.Sajikan segera.
Untuk : 4 gelas


Es Lipat Manis
--------------
Bahan :
6 iris roti tawar
1 liter ice cream WALL’S 2 in 1 Chocolate & Vanila Choco Chips
Pelengkap : susu kental manis cokelat dan cokelat mesyes
Cara membuat :
1.Ambil seiris roti tawar, sendok makan isi dengan ice cream WALL’S chocolate dan vanila choco chips, beri susu kental manis cokelat dan cokelat mesyes secukupnya.
2.Lipat, segera sajikan.
Untuk : 6 buah


Es Cendol Alpukat Tape
----------------------
Bahan :
350 gram cendol hijau, siap beli
500 gram gula merah, rebus dengan 250 ml air, angkat, saring
500 ml santan dari 1 butir kelapa
2 buah advokad/alpukat matang, kerok
200 gram tape ketan hitam
Pelengkap : es serut dan susu kental
Cara membuat :
1. Siapkan gelas, isi dengan sirup gula merah, cendol, 3 sdm ketan hitam.
2. Beri es serut, tuangkan susu kental manis.
Sajikan dingin.
Untuk : 6 gelas


Es Kopi Moka
------------
BAHAN:
500 ml air panas
1 sdm kopi instan
1/2 kaleng susu kental manis cokelat
whipping cream secukupnya
50 gram cokelat masak, lelehkan
Taburan: kayu manis bubuk
CARA MEMBUAT:
1.Siapkan gelas tuangi dengan es batu secukupnya.
2.Seduh kopi dengan air panas, aduk rata, tambahkan susu kental manis cokelat, aduk rata.
3.Tuangkan ke dalam gelas, hias dengan whipping cream dan cokelat masak leleh, taburi kayu manis bubuk.
4.Sajikan dingin


Es Krim Kue Sus
---------------
BAHAN:
500 gram es krim, rasa menurut selera
10 buah kue sus siap beli
100 gram cokelat masak, lelehkan
100 gram kacang mete goreng, cincang kasar
Hiasan: ceri merah
CARA MEMBUAT:
1. Siapkan mangkuk atau gelas bertangkai, isi dengan satu kue sus dan es krim secukupnya.
2. Tuangi dengan cokelat masak leleh, taburi kacang mete goreng. Sajikan segera.
Untuk: 5 gelas


ES KETAN HITAM DURIAN
---------------------
BAHAN:
300 gram bubur ketan hitam
5 mata durian
500 ml santan dari 1 butir kelapa
200 ml saus gula merah
150 gram cendol hijau
Susu kental manis secukupnya
Es serut atau es batu secukupnya
CARA MEMBUAT:
1.Siapkan mangkuk, isi dengan bubur ketan hitam secukupnya, 1 mata durian, dan cendol.
2.Tambahkan gula merah dan santan.
3.Beri es serut atau es batu, hias dengan susu kental manis.
Untuk: 5 mangkuk


Susu Coklat
-----------
Disajikan Untuk : 6 Orang
Bahan-Bahan :
1 liter susu putih cair
75 gr cokelat pekat (dark cocolate)
1 sendok makan cocoa powder
bubuk kayu manis/rum secukupnya
Cara Mengolah :
1. Cincang kasar cokelat pekat
2. Panaskan susu dengan menggunakan api kecil
3. saat susu mulai beruap (jangan tunggu sampai mendidih), masukkan
cokelat ke dalam susu, aduk rata
4. Masukkan cocoa powder, aduk sampai cokelat meleleh dan menyatu
dengan susu
5. Tambahkan bubuk kayu manis/rum secukupnya, sesuai selera
6. Anda dapat menyajikan dalan keadaan hangat, maupun dingin.
Note: Jika anda ingin susu dingin, jangan menambahkan es batu pada
susu cokelat karena akan mengurangi citarasa cokelat. Setelah uap
panas susu hilang, masukkan susu cokelat tersebut ke dalam kulkas
dan sajikan setelah dingin.


Selamat Mencoba

--------------------------------------------------------------------------------

Hindari Obat Tidur Ketika Tidak Bisa Tidur

Hindari Obat Tidur Ketika Tidak Bisa Tidur
Pengaruh negatif gangguan tidur adalah pengurangan daya tahan tubuh dan stabilitas emosi. Secara alami tubuh manusia telah diatur dalam sebuah metabolisme yang mempengaruhi kesehatan. Fisik dan mental seseorang akan sehat jika ada keteraturan antara waktu terjaga dan waktu tidur. Dampak gangguan tidur terhadap stabilitas emosi adalah mengalami penurunan motivasi, konsentrasi, ketelitian, kreativitas, dan produktivitas kerja.

Pada aktivitas lain pun seperti misalnya dalam kegiatan belajar-mengajar, menyelesaikan tugas, dan interaksi sosial akan mengalami gangguan. Namun, dampak gangguan tidur yang paling dominan adalah mudah menderita stres. Padahal, tidur berfungsi menata kembali keseimbangan fisik setelah tubuh terjaga dan mengalami kecapaian akibat berbagai aktivitas. Dengan tidur, tubuh memproses untuk mengurangi asam laktat dalam tubuh. Asam laktat terbentuk dan terakumulasi setelah tubuh mengalami kecapaian.

Jika seseorang mempunyai kebiasaan tidur normal maka ketika bangun tidur tubuh akan terasa segar kembali karena asam laktat telah terminimalisasi. Namun, jika seseorang mengalami kurang tidur maka asam laktat belum hilang secara sempurna. Ketika terjaga badan masih terasa sakit.

Gangguan tidur dapat dialami oleh siapa saja. Namun, jika mengalami sulit tidur berkepanjangan ada beberapa tindakan yang perlu dilakukan, antara lain:

• Mengunjungi dokter. Tindakan ini sangat penting untuk mendeteksi apakah memiliki gangguan penyakit fisik yang berdampak terhadap gangguan tidur. Penyakit fisik tertentu dapat menyebabkan gangguan tidur. Jika terdapat penyakit fisik maka pengobatan pertama yang dilakukan dengan terapi fisik.

• Hindari obat tidur ketika tidak bisa tidur. Jangan mudah menggunakan obat tidur tanpa anjuran dokter. Jika hal ini dilakukan maka gangguan tidur akan tetap resistan. Kalangan terapis senantiasa menghindari penggunaan obat-obatan. Pemakaian obat tidur acapkali hanya sebagai pereda sementara. Jika habis waktu berlakunya maka yang bersangkutan akan kembali mengalami gangguan tidur.

• Menghindari mengonsumsi minuman keras, rokok, dan obat terlarang seperti narkotika sebab akan mengganggu fungsi organ tubuh dan persarafan.

• Makan atau minum secara wajar, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun waktunya. Hindari minum kopi saat menjelang tidur sebab kopi mengandung unsur kafein yang merangsang saraf untuk sulit tidur. Hindari makan terlalu kenyang atau terlalu sedikit karena akan menyebabkan perut merespons secara tidak normal.

• Aturlah lingkungan kamar tidur secara efektif dan efisien. Termasuk penataan lampu tidur yang memenuhi syarat. Kondisi lingkungan tertentu, seperti suara bising, lampu sangat terang, akan mengganggu konsentrasi tidur.

• Apabila telah diketahui penyebab gangguan tidur ternyata adalah berbagai masalah kehidupan maka selesaikan terlebih dahulu masalah tersebut secara sempurna. Hadapi dan selesaikan permasalahan hidup secara proporsional dengan penuh usaha, sabar, dan tawakal.

• Berniatlah dengan sungguh-sungguh akan tidur dan lakukan relaksasi fisik serileks mungkin. Berdoa dan pasrah semoga dapat tidur dengan baik.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN KECEPATAN BELAJAR

Meningkatkan Kemampuan dan Kecepatan Belajar
MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN KECEPATAN BELAJAR

DALAM KONSEP "ACCELERATED LEARNING"

Oleh : Drs. H. Hamruni, M.Si


Abstract:

Many teachers tend to teach the way they have been taught, and the chalk talk model is what we all grew up on. Beyond that, there is a default assumption that students don't require heightened activity and a faid pace to learn effectively. Because the developed mind is capable of reflection, perspective taking, and abstract thought, some teachers assume that many students are really learning as they sit listening to the lesson. This belief is usually strong enough to last even when teachers are disappointed with how much is retained and how little is applied. Maybe things were better in the past, but today's students are products of an MTV world of sights as well as sounds, movement as well as meditation. Moreover, there is a far greater diversity of students these days diverse not only in gender, race, and ethnicity, but also in their styles of learning. Accelerated Learning is needed not only to add excitement but also to show respect for individual differences and multiple intelligences.



Educators have come to realize that learners come in different styles. Some students learn best by seeing someone else do it. Usually, they like carefully sequenced presentations of information. They prefer to write down what a teacher tells them. These visual learners contrast with auditory learners, who often do not bother to look at what a teacher does, or to take notes. They rely on their ability to hear and remember. Kinesthetic learners learn mainly by direct involvement in activity. They tend to be impulsive, with little patience. Their approach to learning can appear haphazard and random. Educators also have been noticing changes in their students' learning styles. Students today grow up in a world where things happen quickly and where many choices are presented. Sounds come in clever "bites," and colors are vibrant and compelling. Objects, both real and virtual, move quickly. The opportunity to change things from one state to another is everywhere.


Kata kunci: accelerated learning, learning how to learn and how to think, M-A-S-T-E-R, delapan kecerdasan, belajar yang menyenangkan.


I. Pendahuluan

Kehidupan masyarakat yang cenderung bersifat terbuka saat ini memberi kemungkinan munculnya berbagai pilihan bagi seseorang dalam menata dan merancang kehidupan masa depannya yang lebih baik. Keadaan ini juga memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi alam yang kompetitif, sehingga diyakini hanya manusia dengan kualitas unggul sajalah yang akan mampu survive.

Sejalan dengan itu, dalam bidang pendidikan, paradigma belajar sepanjang hayat semakin mengemuka dan menjadi penting; diyakini tanpa belajar manusia akan tertinggal. Ketika dunia berubah sangat cepat, adalah penting untuk mengikuti laju perubahan dunia yang demikian. Hal ini berarti kecepatan perubahan laju dunia menuntut kemampuan belajar yang lebih cepat. Kompleksitas dunia yang terus meningkat juga menuntut kemampuan yang setara untuk menganalisis setiap situasi secara logis, sehingga mampu memecahkan masalah secara kreatif. Untuk menguasai perubahan yang berlangsung cepat dibutuhkan pula cara belajar cepat, dan kemampuan menyerap serta memahami informasi baru dengan cepat pula. Konsep belajar dan pembelajaran nampaknya harus pula berubah. Pada saat laju perubahan ibarat prahara yang selalu menantang, pengajaran dan cara belajar tradisional sulit dipertahankan. Orientasi pendidikan tidak lagi hanya tertuju pada upaya mengembang-kan kemampuan berpikir, tetapi lebih dari itu, juga mencetak manusia yang mampu berbuat dan selalu berusaha meningkatkan kualitas kehidupannnya.

Meskipun kesadaran tentang pentingnya perubahan dalam orientasi belajar ini sudah makin meluas, tetapi harus dipahami pula bahwa aktivitas belajar setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung sebagaimana mestinya. Kadang-kadang aktivitas itu dapat berjalan dengan lancar, dan kadang-kadang seret. Ketika belajar, seseorang ter-kadang juga mengalami situasi yang disebut "jenuh belajar". Kejenuhan belajar dapat melanda siapapun yang kehilangan semangat dan motivasi belajar. Di sinilah peran penting seorang pendidik, khususnya dalam proses belajar mengajar di kelas. Tugas utama pendidik adalah menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif bagi tumbuhnya partisi-pasi, komunikasi, interaksi belajar mengajar yang menyenangkan dan mencerdaskan.

Keberhasilan pendidikan formal banyak ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, yakni keterpaduan antara kegiatan pendidik (guru/dosen) dengan kegiatan peserta didik. Kegiatan belajar-mengajar tidak dapat terlepas dari keseluruhan sistem pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan pembelajaran ini banyak upaya yang dapat dilakukan guru (dosen), misalnya dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang berbagai strategi (metode) pembelajaran, sehingga kegiatan belajar-mengajar lebih efektif dan efisien.

Kehadiran dosen (guru) dalam proses pembelajaran masih tetap memegang peranan penting. Peranan mereka belum dapat digantikan sepenuhnya oleh mesin, tape recorder atau oleh komputer yang paling canggih sekalipun. Masih terlalu banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan lain-lain, yang diharapkan merupakan hasil dari proses pembelajaran, tidak dapat dicapai melalui alat-alat tersebut. Di sinilah kelebihan unsur manusia dibandingkan hasil produk teknologi tersebut. Colin Rose menyatakan bahwa guru adalah anggota suatu masyarakat yang paling berharga. Nilai tertinggi diberikan pada guru yang lebih suka membimbing daripada menggurui anak didiknya, dan pada guru yang mampu merancang pengalaman-pengalaman yang mendorong pemikiran kreatif dengan berbagai masalah yang relevan untuk dipecahkan. Dalam belajar ada pembelajar yang cepat mencerna bahan, ada yang sedang, dan ada yang lamban. Ketiga tipe belajar ini menghendaki agar setiap guru mampu mengatur strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya dan kemampuan belajar mereka.

Saat ini muncul satu konsep belajar yang menawarkan cara belajar yang lebih cepat, yang dikenal dengan konsep "Accelerated Learning". Teknik belajar baru ini diharapkan bisa membantu anak didik belajar lebih cepat dari sebelumnya. Teknik yang ditawarkan ini telah diuji dalam berbagai penelitian dan eksperimen pembelajaran oleh para ilmuwan dan pakar psikologi. Cara belajar dalam “Accelerated Learning“ merupakan sebuah tawaran baru yang sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut, sebagai masukan terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia dewasa ini dan untuk masa yang akan datang, khususnya bagi pendidikan Islam.

II. Prinsip-Prinsip Belajar Cepat

Percepatan belajar adalah sebuah konsep pembelajaran yang berupaya untuk

mengoptimalkan proses internal dalam diri peserta didik ketika sedang belajar, sehingga terjadi perolehan, pengorganisasian dan pengungkapan pengetahuan baru. Upaya percepatan belajar yang dikenal dengan konsep Accelerated Learning dalam penerapannya didasarkan pada prinsip-prinsip berikut.

1. Belajar Bagaimana Belajar (Learning How to Learn) dan Belajar Bagaimana Berpikir (Learning How to Think). Lembaga pendidikan modern adalah suatu lembaga yang seharusnya terus menerus belajar, terus menerus berubah karena hasil belajar dari pengalaman atau dari pemikiran-pemikiran inovatif dalam mengantisipasi perubahan yang datang. Prioritas utama bagi sebuah lembaga pendidikan pada masa yang berubah sangat cepat seperti sekarang ini adalah mengajarkan kepada anak didik bagaimana cara belajar dan bagaimana cara berpikir. Belajar Bagaimana Belajar menjadi begitu penting, karena ketika seseorang mempelajari cara belajar, kepercayaan dan keyakinan dirinya akan meningkat. Ketika seseorang mempelajari cara belajar, maka orang tersebut tidak hanya bisa menghadapi teknologi baru dan perubahan, akan tetapi juga dapat menyambut baik kedatangannya. Belajar Bagaimana Belajar berarti mempelajari cara otak bekerja, cara memori bekerja, cara menyimpan informasi, mengambilnya, menghubungkannya dengan konsep lain, dan mencari pengetahuan baru dengan cepat kapanpun memerlukannya. Selain itu, belajar bagaimana berpikir secara logis dan kreatif adalah satu hal yang sangat penting jika ingin dapat memecahkan masalah sosial dan personal secara efektif. Dalam ajaran Islam, terdapat banyak ayat-ayat Al-Qur’an atau sabda-sabda Nabi saw yang secara implisit mengandung motivasi yang mendorong manusia untuk berpikir dan menyelidiki alam kehidupannya sendiri dan lingkungan alam sekitarnya. Misalnya, firman Allah Surat Ali 'Imran 190 – 191 :

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ (190) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191)


"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka".

2. Belajar harus menyenangkan dan membangun rasa percaya diri. Menjadikan proses belajar menjadi sesuatu yang menyenangkan adalah sangat penting. Karena belajar yang menyenangkan merupakan kunci utama bagi individu untuk memaksimalkan hasil yang akan diperoleh dalam proses belajar. Dalam bukunya Quantum Learning, Bobbi De Porter dan Mike Hernacki mengangkat hal tersebut sebagai falsafah dasar yang harus dikembangkan dalam kurikulum. Agar bisa efektif, belajar dapat dan harus menyenangkan. Belajar adalah kegiatan seumur hidup yang dapat dilakukan dengan menyenangkan dan berhasil. Senada dengan falsafah yang diangkat oleh Bobbi DePorter dan Mike Hernacki dalam Quantum Learning, maka dalam khasanah pendidikan Islam juga ditemukan pemikiran yang serupa. Prof. Dr. Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, misalnya, memandang sangat penting membuat proses pendidikan menjadi suatu proses pendidikan yang menggembirakan dan menciptakan kesan baik pada diri pelajar. Tidak jauh berbeda dengan falsafah yang diangkat dalam Quantum Learning serta pendapat Syaibany tersebut, maka Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl juga mengangkat hal ini sebagai salah satu filosofi Accelerated Learning. Syarat bagi pembelajaran yang efektif adalah dengan menghadirkan lingkungan “seperti masa kanak-kanak”, yang mendukung dan menggembirakan (“bermain”). Pandangan ini dipromosikan oleh seorang ahli psikologi terkenal, Mihaly C., yang selama lebih dari 20 tahun mengkaji apa yang disebut “aliran”, yaitu keadaan konsentrasi yang menghantarkan pada pengalaman yang optimal, suatu kesadaran yang demikian terfokus, sehingga pelakunya terserap penuh dalam suatu kegiatan. Ini terjadi ketika seseorang menikmati perasaan yang sangat nyaman tanpa keterpaksaan dan menjalankan kegiatan dengan puncak kemampuannya. Apabila proses belajar mengembirakan, maka motivasi akan tinggi. Itulah sebabnya mengapa peran lingkungan sangat penting dan mengapa para guru harus memperlihatkan antusiasme mereka kepada anak didik.

Untuk mencapai tujuan belajar dengan mudah, maka lingkungan kelas harus ditata sedemikian rupa menjadi lingkungan yang kondusif, yang dapat mempengaruhi siswa secara positif dalam belajar. Lingkungan belajar yang kondusif dapat menumbuhkan motivasi anak dalam belajar, penyajian bahan pelajaran dapat disuguhkan dengan penuh makna serta memberi kesan tersendiri kepada siswa.

3. Pengetahuan harus disampaikan dengan pendekatan multi-sensori dan multi-model dengan menggunakan berbagai bentuk kecerdasan. Dalam proses belajar mengajar di kelas, guru berhadapan dengan siswa yang berbeda-beda jenis kecerdasannya. Ada sebagian siswa yang membutuhkan penggambaran visual dan fisik dari konsep-konsep yang diajarkan. Sebagian lagi lebih suka kerja otak yang abstrak, sebagian lainnya memerlukan gagasan-gagasan yang diungkapkan secara verbal. Selain itu, ada pula yang lebih suka jika diberi jawaban-jawaban secara langsung. Dengan demikian, guru harus siap melibatkan berbagai berbagai jenis kecerdasan yang dibawa oleh siswa ke dalam kelas. Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl membagi gaya belajar menjadi tiga, yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Cara yang efektif dalam belajar yaitu menggunakan sebanyak mungkin kecerdasan secara praktis. Dengan cara inilah seseorang akan mengalami dan menghayati apa yang tengah dipelajari secara utuh. Guru tidak perlu khawatir untuk mengidentifikasi gaya belajar yang disukai setiap siswa. Namun demikian, guru harus mampu merancang berbagai macam aktivitas yang mengga-bungkan sebanyak mungkin jenis kecerdasan. Dengan memasukkan kecerdasan berganda ke dalam isi dan rancangan pembelajaran, maka guru telah membantu siswa secara otomatis mendapatkan lebih banyak makna dan rangsangan otak dalam proses belajarnya, sekaligus memberinya lebih banyak variasi dan kesenangan, serta mengembangkan dan memperkuat kecerdasan mereka.

4. Orang tua khususnya dan masyarakat umumnya harus terlibat sepenuhnya dalam pendidikan anak-anak. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Sekolah hanyalah membantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga, sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak dalam keluarga. Peralihan bentuk pendidikan jalur luar sekolah ke jalur pendidikan sekolah (formal) memerlukan kerja sama antara orang tua dan sekolah (pendidik). Menurut Abdullah Nasih Ulwan harus ada kerjasama antara rumah, masjid dan sekolah untuk membentuk kepribadian anak yang meliputi aspek ruhani, jasmani, akal, dan jiwanya, sehingga menjadi lebih matang. Kerjasama ini tidak akan berjalan dengan sempurna kecuali dengan adanya dua syarat pokok, yaitu: (1) pengarahan di rumah dan di sekolah hendaknya tidak bertentangan; (2) hendaknya saling membantu dan kerjasama itu bertujuan untuk menegakkan penyempurnaan dan keseimbangan dalam upaya membina pribadi yang Islami.

Colin Rose dan Malcolm J. Nichollpun juga berpendapat tentang pentingnya peranan orangtua dan masyarakat dalam pendidikan anak-anak. Orang tua harus dilibatkan secara penuh dalam pendidikan anak-anak. Orang tua adalah orang yang paling mengetahui anak-anaknya. Merekalah orang yang paling tahu riwayat hidup seorang anak dan cara khasnya mendekati dunia sekitarnya. Setiap orang tua harus membuat para guru sadar akan bakat “terpendam” yang dimiliki anak-anak mereka. Oleh karena itu rumah menjadi lembaga pendidikan terpenting dan orang tualah yang berperan sebagai pendidik pertama dan utama.

5. Sekolah harus menjadi ajang persiapan yang sebenarnya bagi kehidupan dunia nyata. Dilihat dari segi fungsi sosialnya, maka sekolah mempunyai beberapa fungsi yang harus diperankannya. Fungsi sekolah tersebut antara lain:

a. Mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan

b. Memberikan keterampilan dasar

c. Membuka kesempatan memperbaiki nasib

d. Sekolah menyediakan tenaga pembangunan.

Sedikit berbeda dengan fungsi sekolah menurut Nasution, dalam Accelerated Learning sekolah memegang peranan penting untuk mempersiapkan peserta didiknya dalam menghadapi kehidupan yang akan dijalani. Masa-masa sekolah harus mempersiapkan para siswa untuk tantangan-tantangan yang pasti akan mereka hadapi ketika keluar dari sekolah. Hal ini juga dijelaskan oleh Renate Nummela Caine dan Geoffrey Caine dalam bukunya, 'Making Connections: Teaching and the Human Brain' sebagaimana dikutip oleh Gordon Dryden dan Jeannette Vos bahwa salah satu fungsi sekolah adalah menyiapkan siswa untuk menghadapi dunia nyata. Mereka perlu disadarkan tentang harapan yang mereka pikul, tantangan yang mereka hadapi, dan kemampuan yang perlu mereka kuasai.

6. Gunakan Prinsip-prinsip Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu dalam bidang bisnis harus mengilhami dunia persekolahan. Ada beberapa prinsip kunci dari TQM yang dapat membantu menuju sistem sekolah yang sukses.

a. Mengkonsentrasikan pada proses. Manajemen Mutu Terpadu bertujuan untuk secara berkesinambungan meningkatkan kualitas produk (dalam hal ini hasil pendidikan) dengan melibatkan setiap orang dalam meningkatkan proses yang dengannya “produk” itu diproduksi. Guru, administrator, orangtua dan siswa harus memberikan masukan dan saran pada apa yang diajarkan dan secara langsung dilibatkan dalam bagaimana ia dipelajari. Ketika para siswa mampu menganalisis cara belajarnya sendiri (proses), maka mereka dapat bekerja sama dalam menghasilkan output pendidikan yang bermutu. Dan ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi dan meningkatkan setiap proses belajarnya sendiri di kelas, maka sesungguhnya mereka sedang menciptakan basis bagi pendidikan yang bekualitas.

b. Kualitas ditentukan oleh pelanggan. Pelanggan di sini adalah siswa dan orangtua. Pendidikan yang bekualitas akan mendorong minat siswa dan membuatnya keranjingan belajar. Ketika siswa merasakan nikmat dan senangnya belajar, maka motivasi ekstrinsik seperti nilai, hadiah dan ancaman menjadi lemah dibanding motivasi intrinsik, yakni selalu ingin meningkatkan prestasinya dari sebelumnya.

c. Produk akan dihasilkan oleh visi awal. Siswa perlu dilibatkan dalam menetapkan norma dan aturan di dalam kelas, dan orangtua juga harus dilibatkan dalam menetapkan visi yang jelas tentang untuk apa pendidikan itu, karena dengan adanya kesepakatan tentang nilai dan visi bersama, maka setiap pihak akan mengetahui apa yang seharusnya dikerjakan tanpa harus diberi tahu.

d. Seluruh sistem harus berubah, bukan hanya sebagian. Orang-orang yang bekerja dalam sebuah sistem tidak dapat berbuat lebih baik dari yang dimungkinkan sistem tersebut. Untuk memperoleh hasil yang diinginkan, maka haruslah mengubah sistemnya. Agar guru dapat memperoleh hasil yang diinginkan dalam menerapkan gagasan-gagasan dalam Accelerated Learning maka semua guru, pengelola sekolah, orangtua dan siswa harus bekerja sama untuk mencapai hasil yang disepakati.

III. Konsep Cara Belajar Cepat

Konsep cara belajar cepat diawali oleh pandangan Colin Rose dan Nicholl tentang adanya beberapa hal yang menjadi karakteristik tahun-tahun terakhir yang penuh pancaroba dari millenium II yang baru lalu. Hal tersebut merupakan tantangan yang harus dijawab oleh setiap orangtua, pendidik, pelaku bisnis dan pemerintahan. Keberhasilan pada abad mendatang akan bergantung pada sejauhmana seseorang dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan yang tepat untuk menguasai kecepatan, kompleksitas, dan ketidakpastian yang saling berhubungan satu sama lain. Perubahan dunia yang begitu cepat menuntut kemampuan belajar yang lebih cepat. Kompleksitas dunia yang terus meningkat menuntut kemampuan yang sesuai untuk menganalisis setiap situasi secara logis dan memecahkan masalah secara kreatif. Prioritas utama bagi lembaga pendidikan adalah mengajarkan kepada anak-anak bagaimana cara belajar dan bagaimana cara berpikir. Hanya dengan dua ketrampilan super inilah seseorang dapat mengatasi perubahan dan kompleksitas serta menjadi manusia yang secara ekonomi tidak bergantung dan tidak akan menganggur pada abad ini. Kedua keterampilan tersebut akan menghasilkan kemandirian dan kepercayaan diri. Kemandirian merupakan kemampuan untuk mengelola cara belajar sejak dini, untuk menguasai informasi, dan untuk mengetahui bagaimana menggunakan informasi tersebut guna menghasilkan produk-produk dan jawaban-jawaban kreatif terhadap berbagai masalah.

Semua hal tersebut berimplikasi pada kebutuhan mendesak akan keharusan melakukan suatu perubahan, baik dalam apa yang dipelajari dan bagaimana ia dipelajari. Belajar bagaimana belajar menjadi sangat penting karena ketika seseorang mempelajari cara belajar, maka kepercayaan dan keyakinan dirinya akan meningkat. Ketika seseorang mempelajari cara belajar maka akan memperoleh kemampuan dasar untuk menjadi pembelajar yang mampu mengatur diri, dan kemampuan dasar untuk meningkatkan pengembangan pribadi. Selain itu juga akan memiliki kekuatan untuk berubah dari konsumen pendidikan yang pasif menjadi pengelola pembelajaran dan kehidupan yang aktif bagi diri sendiri.

Menurut Colin dan Malcolm, belajar bukan hanya untuk mengetahui jawaban-jawaban, juga bukan sekedar untuk mengetahui penggalan dari suatu batang tubuh pengetahuan. Belajar juga tidak hanya diukur dengan indeks prestasi dan nilai ujian saja. Akan tetapi belajar adalah petualangan seumur hidup, perjalanan eksplorasi tanpa akhir untuk menciptakan pemahaman personal. Petualangan tersebut haruslah melibatkan kemampuan untuk secara terus menerus menganalisis dan meningkat cara belajar, serta kemampuan menyadari proses belajar dan berpikir diri sendiri. Belajar haruslah dimulai sedini mungkin dan terus berlangsung seumur hidupnya, serta mengimplementasikan apa yang dipelajari.

Seseorang akan menemukan bahwa belajar itu mudah dan menyenangkan ketika orang tersebut mampu menggunakan bentuk-bentuk kecerdasannya yang paling kuat. Hal tersebut disebabkan karena sebagian orang mungkin kurang mampu dalam suatu jenis kecerdasan. Akan tetapi karena gabungan dan paduan khusus keterampilan yang dimilikinya, dia mungkin mampu mengisi dengan baik beberapa kekurangannya secara baik.Tapi umumnya semakin baik seseorang mengembangkan kecerdasannya yang lain, maka akan semakin luwes orang tersebut memenuhi tantangan dalam kehidupan yang luas aspeknya.

Metode belajar dalam Accelerated Learning mengakui bahwa masing-masing individu memiliki cara belajar pribadi pilihan yang sesuai dengan karakter dirinya. Oleh karena itu, ketika seseorang belajar dengan menggunakan teknik-teknik yang sesuai dengan gaya belajar pribadinya, maka berarti ia telah belajar dengan cara yang paling alamiah bagi diri sendiri. Sebab, yang alamiah menjadi lebih mudah, dan yang lebih mudah menjadi lebih cepat, itulah alasan Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl menyebutnya cara belajar cepat. Ketika para guru menggunakan cetak biru enam langkah yang sama, maka mereka akan menjamin bahwa pengalaman belajar adalah lengkap. Dan ketika para guru bekerja dalam urutan langkah-langkah tersebut, maka mereka akan merasakan bahwa itu menyenangkan, efektif, dan cepat.

Kecerdasan hanyalah sehimpunan kemampuan dan ketrampilan. Seseorang dapat mengembangkan dan meningkatkan kecerdasannya dengan belajar menggunakan kemampuannya sendiri secara penuh. Strategi Cara Belajar Cepat akan memberikan “sarana usaha” untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan ini. Dan berikut ini penulis akan memaparkan lebih jauh beberapa strategi cara belajar cepat.

IV. Strategi Cara Belajar Cepat

Strategi cara belajar cepat dalam Accelerated Learning merupakan paduan dari metode-metode yang dibagi menjadi enam langkah dasar yang dapat dingat dengan mudah dengan menggunakan singkatan M – A – S – T – E – R. Kata ini diciptakan oleh pelatih terkemuka Cara Belajar Cepat (CBC) Jayne Nicholl. Adapun pengertian dari M-A-S-T-E-R menurut Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl adalah sebagai berikut:

1. M adalah Motivating Your Mind (Memotivasi Pikiran)

Dalam memotivasi pikiran maka seseorang harus berada dalam keadaan pikiran yang “kaya akal”, Itu berarti harus dalam keadaan relaks, percaya diri dan termotivasi. Jika mengalami stress atau kurang percaya diri atau tidak dapat melihat manfaat dari sesuatu yang dipelajari, maka ia tidak akan bisa belajar dengan baik. Memiliki sikap yang benar terhadap belajar tentang sesuatu adalah prasyarat mutlak. Seseorang harus mempunyai keinginan untuk memperoleh keterampilan atau pengetahuan baru, harus percaya bahwa dirinya betul-betul mampu belajar, dan bahwa informasi yang didapatkan akan mempunyai dampak yang bermakna bagi kehidupannya. Jika belajar hanya dianggap sebagai tugas belaka, maka besar kemungkinannya akan mengalami kegagalan. Maka dari itu, sebagai langkah penting pertama untuk memulai proses belajar, harus dapat menemukan AGB (Apa Gunanya Bagiku). Menanyai diri sendiri, memperdebatkan informasi yang ada, menanyai diri sendiri dengan pertanyan seperti “Apakah ini benar? Apakah ini dapat dimengerti?” adalah bagian-bagian yang esensial dari proses belajar, karena pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat menjaga fokus perhatian.

2. A adalah Aquiring The Information (Memperoleh Informasi)

Dalam belajar seseorang perlu mengambil, memperoleh dan menyerap fakta-fakta dasar subyek palajarran yang dipelajari melalui cara yang paling sesuai dengan pembelajaran inderawi yang disukai. Walaupun ada sejumlah strategi belajar yang harus diimplementasikan oleh setiap orang. Tetapi juga ada perbedaan pokok sejauh mana seseorang perlu melihat, mendengar, atau melibatkan diri secara fisik dalam proses belajar. Dengan mengidentifikasi kekuatan visual, auditori dan kinestetik, maka seseorang askan dapat memainkan berbagai strategi yang menjadikan pemerolehan informasi lebih mudah daripada sebelumnya.

Ada beberapa strategi yang ditawarkan Colin dan Malcolm dalam memperoleh informasi agar lebih mudah :

a. Dapatkan gambaran yang lebih menyeluruh tentang suatu obyek yang dimaksudkan. Otak atau pikiran mampu merasakan keseluruhan dan sebagian dari suatu hal secara bersamaan. Otak secara aktif sibuk dalam “pembuatan makna”, yaitu mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya, sementara secara bersamaan memisahkan informasi ke dalam tempatnya masing-masing. Misalnya dalam membaca sebuah buku, cobalah membuka sekilas-sekilas seluruh halamannya. Catatlah (dalam hati) tajuk-tajuk bab, sub-sub tajuk bab, dan ilustrasi. Berhentilah sejenak, kemudian baca cepat suatu bagian yang benar-benar menarik perhatian. Inilah cara efektif umtuk mulai belajar.

b. Kembangkan gagasan inti

Setiap subyek pasti memiliki gagasan inti atau gagasan pokok. Dengan memahami gagasan inti, segala sesuatunya yang lain akan mudah dimengerti. Sekali bisa memahami gagasan pokoknya, seluruh subyeknya akan menjadi menarik.

c. Buat sketsa dari apa yang telah diketahui

Dalam memulai proses belajar perlu membuat beberapa catatan tentang apa yang telah diketahui yang berkaitan dengan apa yang akan dipelajari.

Pertama-tama adalah mencatat apa yang telah diketahui. Barulah kemudian mencatat apa saja yang dibutuhkan untuk menemukan lebih banyak informasi yang terkait dengannya. Ini akan mendorong untuk mulai merumuskan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran, kemudian mulai mencari jawaban-jawabannya dan akhirnya akan melibatkan sepenuhnya seseorang dalam proses belajarnya.

d. Bagi materi menjadi bagian-bagian kecil

Banyak pelajar yang gagal sebelum memulai belajar karena merasa apa yang sedang dilakukan sangar membebani. Untuk mengatasi hal ini adalah dengan memecah-mecah apa yang sedang dipelajari ke dalam bagian-bagian kecil. Dengan mendapatkan informasi bagian per bagian akan memperoleh sukses kecil yang berkesinambungan tanpa tekanan mental.

e. Bertanyalah terus

Dengan mempertanyakan terus apa yang belum diketahui akan membuat pikiran tetap fokus, dengan mencari dan menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang disusun akan menjaga ketertarikan terhadap subyek yang dipelajari.

f. Kenali gaya belajar sendiri

Walaupun masing-masing peneliti menggunakan istilah yang berbeda dan menemukan berbagai cara untuk mengatasi gaya belajar seseorang, telah disepakati secara umum adanya dua kategori utama tentang bagaimana kita belajar. Pertama, bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah dan kedua, cara kita mengatur dan mengolah informasi tersebut. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.

Jika seseorang akrab dengan gaya belajarnya sendiri, maka dapat mengambil langkah-langkah penting untuk membantu agar belajar lebih cepat dan lebih mudah. Pada awal pengalaman belajar, salah satu di antara langkah-langkah pertama adalah mengenali modalitas seseorang sebagai modalitas visual, auditorial, atau kinestetik. Seperti yang telah diusulkan istilah-istilah ini, orang visual belajar dari apa yang mereka lihat, pelajar auditorial belajar melalui apa yang mereka dengar, dan pelajar kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Walaupun masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya.

Mengidentifikasi dan memahami belajar sendiri dan gaya-gaya belajar orang lain, akan membuka pintu untuk meningkatkan kinerja dan prestasi serta memperkaya pengalaman dalam setiap aspek kehidupan. Seseorang akan mampu menyerap informasi lebih cepat dan mudah, dapat mengidentifikasi dan mengapresiasi cara yang paling disukai untuk menerima informasi, dapat berkomunikasi jauh lebih efektif dengan orang lain dan memperkuat pergaulan dengan orang lain.

3. S adalah Searching Out the Meaning (Menyelidiki Makna)

Mengubah fakta ke dalam makna adalah unsur pokok dalam proses belajar. Menanamkan informasi pada memori mengharuskan seseorang untuk menyelidiki makna seutuhnya secara seksama dengan mengeksplorasi bahan subyek yang bersangkutan. Mengubah fakta menjadi makna adalah arena di mana ke delapan kecerdasan berperan aktif. Setiap jenis kecerdasan adalah sumber daya yang bisa diterapkan ketika mengeskplorasi dan menginterpretasi fakta-fakta dari materi pelajaran. Teori Delapan Kecerdasan dikemukakan oleh Gardner, yang secara garis besarnya adalah sebagai berikut :

1) Kecerdasan Linguistik (bahasa), yaitu kemampuan membaca, menulis, dan berkomunikasi dengann kata-kata atau bahasa.

2) Kecerdasan Logis-Matematis, adalah kemampuan berpikir (menalar) dan menghitung, berpikir logis dan sistematis.

3) Kecerdasan Visual-Spasial, adalah kemampuan berpikir menggunakan gambar, membayangkan berbagai hal pada mata pikiran.

4) Kecerdasan Musikal, adalah kemampuan mengubah atau menciptakan musik, dapat bernyanyi dengan baik, atau memahami dan mengapresiasi musik.

5) Kecerdasan Kinestetik–Tubuh, adalah kemampuan menggunakan tubuh secara terampil dalam memecahkan masalah, menciptakan produk atau mengemuka-kan gagasan dan emosi.

6) Kecerdasan Interpersonal (sosial), adalah kemampuan bekerja secara efektif dengan orang lain, berhubungan dengan orang lain dan memperlihatkan empati dan pengertian, memperhatikan motivasi dan tujuan mereka.

7) Kecerdasan Intrapersonal, yaitu kemampuan manganalisis diri sendiri, mampu merenung dan menilai prestasi diri, serta mampu membuat rencana dan menyusun tujuan yang hendak dicapai.

8) Kecerdasan Naturalis, yaitu kemampuan mengenal flora dan fauna, melakukan pemilahan-pemilahan runtut dalam dunia kealaman, dan menggunakan kemampuan ini secara produktif.

Dengan menggunakan semua jenis kecerdasan tersebut akan mendorong seseorang berpikir dalam cara baru, mampu menghidupkan informasi, menjadikannya mudah diingat, memungkinkan seseorang menginterpretasikan fakta, mengubahnya dari pengetahuan permukaan menjadi pemahaman mendalam, mengaitkan yang baru dengan yang sudah diketahui, membandingkan, menarik kesimpulan, dan menjadikan semua dapat digunakan dan bermakna bagi diri sendiri.

4. T adalah Triggering the Memory (Memicu Memori)

Memori menjadi bersifat menetap atau semestara, sangat tergantung pada bagaimana kekuatan informasi “didaftarkan” untuk pertama kalinya pada otak. Itulah sebabnya mengapa sangat penting untuk belajar dengan cara melibatkan indra pendengaran, penglihatan, berbicara dan bekerja, serta yang melibatkan emosi-emosi positif. Semua faktor tersebut membuat memori menjadi kuat.

Di samping setiap orang memiliki berbagai tipe kecerdasan yang berbeda, mereka juga memiliki daya ingat (kemampuan mengingat) yang berbeda pula. Sebagian orang sangat baik dalam mengingat nama, wajah, atau angka, namun tidak ketiga-tiganya sekaligus. Akan tetapi sebenarnya setiap jenis memori dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode pelatihan yang benar. Dan berikut ini adalah beberapa metode untuk mengingat informasi yang sederhana maupun yang kompleks agar dapat tersimpan dalam memori:

a. Memutuskan untuk mengingat

Seseorang ingat sesuatu yang ingin dingatnya. Kata-kata kuncinya di sini adalah ingin. Seseorang harus membuat keputusan secara sadar bahwa ingin mengingat sesuatu. Jika seseorang ingin belajar sesuatu, harus memilihnya secara sadar. Harus menentukan pilihan (keputusan) untuk mengingat atau tidak mengingat. Beberapa ahli mengatakan bahwa untuk memasukkan informasi kedalam memori jangka panjang, harus memusatkan pikiran padanya selama paling tidak delapan detik.

b. Ambillah jeda, dan sering-seringlah

Dalam mengikuti suatu sesi kerja yang lama perlu mengambil jeda atau rehat setidaknya setiap 30 menit, dan hanya butuh waktu 2 hingga 5 menit, tetapi akan menjadi istirahat yang lengkap dari apa yang tengah dipelajari. Hal ini karena seseorang akan mengingat dengan sangat baik informasi yang didengar atau dilihat pada awal dan akhir suatu sesi belajar, maka dari itu dengan mengambil beberapa kali jeda, akan mengingat lebih banyak informasi yang diberikan di tengah-tengah.

c. “Ulangi” selama dan sesudah belajar

Pengulangan dan peninjauan kembali materi yang dipelajari merupakan tahap-tahap sangat penting dalam menciptakan memori jangka panjang. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang akan mengingat suatu informasi lebih lama setiap kali mengulanginya. Jika ingin mengingat sesuatu yang baru, ulangilah hal itu segera, dan ulangi lagi setelah 24 jam, lalu setelah satu minggu, setelah dua minggu, satu bulan dan enam bulan. Setelah itu sesorang akan mampu mengingatnya terus jika mengulanginya setiap enam bulan.

d. Ciptakan Memori Multi-Sensori

Setiap manusia memiliki memori terpisah atas apa yang dilihat, didengar, diucapkan, dan dikerjakan. Karena itu, pengalaman multi-sensori akan memperluas dan memperdalam potensi seseorang dalam mengingat. Maka, pastikan bahwa ada pengalaman-pengalaman visual (lihat/pandang), auditori (dengar), dan kinestetik (gerak-laku).

e. Ciptakan Akronim (Singkatan)

Akronim (singkatan) adalah kata yang dibentuk dari huruf atau huruf-huruf awal, atau masing-masing bagian dari sekelompok kata, atau istilah gabungan. Membuat berbagai akronim akan membuat lebih banyak memori menjadi menetap.

f. Kilatan Memori

Cara mengingat dengan teknik kilatan memori sangat efektif dan sederhana. Pada kenyatannya ketika cara itu digunakan di kelas, kebanyakan siswa memilihnya sebagai satu strategi yang paling baik untuk mengingat. Berikut ini cara yang dimaksud :

1) Buat catatan dalam bentuk peta konsep atau daftar ringkas

2) Pelajari dengan seksama selama satu atau dua menit

3) Kesampingkan catatan itu, lalu buat lagi peta konsep berdasarkan ingatan.

4) Kini bandingkan kedua peta konsep, akan segera terlihat ada yang terlewat.

5) Sekarang buatlah peta konsep yang ketiga, kemudian bandingkan dengan yang pertama. Suatu gagasan yang bahkan lebih baik adalah mengikat bersama kekuatan kilatan memori dengan sebuah akronim.

g. Kartu Belajar

Beberapa subyek cukup ideal bagi kartu-kartu belajar, misalnya rumus-rumus ilmiah atau kata-kata asing. Gunakan kartu-kartu itu pada waktu santai untuk mengulang dan menguji diri sendiri.

h. Belajar Secara Menyeluruh

Dalam mempalajari bahan yang banyak jangan melakukannya baris demi baris, pelajarilah secara menyeluruh sebagai satu kesatuan. Metode ini lebih efektif daripada metode “dari bagian ke keseluruhan” karena metode ini dimulai dari gambaran besar, pola yang menyeluruh, dan itu bersifat multi sensori.

i. Ubahlah Ke Dalam Bentuk Cerita

Seseorang bisa menambahkan dimensi lain dengan membuat sebuah cerita untuk membantu mengingat butir-butir kunci.

j. Iringi Dengan Musik

Dalam dunia pendidikan, pengaruh musik terhadap peningkatan kemampuan akademik sudah cukup lama diyakini, selain dapat berpengaruh positif terhadap kualitas kehidupan anak-anak, juga dapat merangsang keberhasilan akademik jangka panjang. Musik sebagai bentuk seni, diintegrasikan penyajiannya dalam bidang studi lain di sekolah dapat meningkatkan hasil belajar bidang studi itu selain hasil belajar musik sendiri. Musik dan ritme membuat seseorang lebih mudah mengingat. Hal ini disebabkan karena musik sebenarnya berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis seseorang. Selama melakukan pekerjaan mental yang berat, tekanan darah dan denyut jantung cenderung meningkat. Gelombang otak meningkat, dan otot-otot menjadi tegang. Selama relaksasi dan meditasi, denyut jantung dan tekanan darah menurun, dan otot-otot mengendur. Biasanya akan sulit berkonsentrasi ketika benar-benar relaks, dan sulit untuk relaks ketika berkonsentrasi penuh. Jadi relaksasi yang diiringi dengan musik membuat pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi.

5. E adalah Exhibiting What You Know (Memamerkan Apa Yang Anda Ketahui)

Untuk mengetahui bahwa seseorang telah paham dengan apa yang dipelajarinya bisa dilakukan dengan beberapa teknik. Pertama, dengan menguji diri sendiri. Buktikan bahwa dia memang betul-betul telah mengetahui suatu subyek dengan pengetahuan yang mendalam, bukan hanya luarnya saja. Menguji diri harus menjadi penjabaran otomatis dan langsung atas kemampuan yang dimiliki. Ketika seseorang menjadikan uji diri sebagai bagian otomatis dari teknik belajar maka seseorang akan menjadi “lebih mampu melihat fakta” atas kesalahan yang mungkin dilakukan. Seseorang akan mulai mengerti bahwa kesalahan mempunyai peran cukup berarti dalam belajar. Kesalahan adalah umpan balik yang bermanfaat, kesalahan adalah batu loncatan, bukan penghalang. Yang harus dipikirkan adalah bukan seberapa banyak kesalahan yang dibuat, tetapi apa jenis kesalahan yang dilakukan. Kesalahan hanyalah terminal-terminal sementara di jalan menuju sukses. Evaluasi dari teman sebaya dan guru merupakan bagian penting dalam mencapai puncak pembelajaran, tetapi yang paling penting adalah evaluasi mandiri. Evaluasi mandiri merupakan metode berpikir yang tinggi, karena membutuhkan kemampuan refleksi, analisis, sintesis, dan menilai. Kedua, mempraktikkan apa yang dipelajari kepada teman atau sahabat. Jika seseorang bisa mengajarkan apa yang diketahuinya kepada orang lain, maka hal ini menunjukkan bahwa dia telah paham, dan pengetahuan itu tidak hanya diketahuinya, tapi juga dimilikinya. Ketiga, menggunakan apa yang telah dipelajari secara bebas dan berjarak dari lingkungan belajar. Karena itulah mengapa langkah “pamerkan apa yang diketahui” sangat penting. Menggunakan apa yang telah dipelajari dalam cara yang berbeda, meningkatkan, serta mengembangkannya adalah penguasaan yang sebenarnya. Keempat, mencari dukungan dari orang lain, baik itu orang tua, atau teman belajar. Melalui cara ini akan didapatkan umpan balik langsung tentang ketepatan dan keefektifan cara belajar yang digunakan serta cara menpresentasikannya. Selain itu juga akan mendapat sudut pandang yang berbeda atas subyek yang dipelajari.

6. R adalah Reflecting How You’ve Learned (Merefleksikan Bagaimana Anda Belajar)

Seseorang perlu merefleksikan pengalaman belajarnya, bukan hanya pada apa yang telah dipelajari, tetapi juga pada bagaimana mempelajarinya. Dalam langkah ini seseorang meneliti dan menguji cara belajarnya sendiri. Kemudian menyimpulkan teknik-teknik dan ide-ide yang terbaik untuk diri sendiri. Secara bertahap, seseorang akan dapat mengembangkan suatu pendekatan cara belajar yang paling sesuai dengan kemampuan dirinya. Langkah terakhir dalam rencana belajar ini adalah berhenti, kemudian merenungkan dan menanyakan pertanyaan ini pada diri sendiri: Bagaimana pembelajaran berlangsung? Bagaimana pembelajaran dapat berjalan lebih baik? Dan apa makna pentingnya bagi saya?

Mengkaji dan merenungkan kembali pengalaman belajar dapat membantu mengubah karang penghalang yang keras menjadi batu pijakan untuk melompat ke depan. Sekali bisa mempelajari kombinasi personal kecerdasan dan cara belajar yang disukai, maka potensi belajar akan terbuka lebar-lebar. Pemantuan diri, evaluasi diri dan introspeksi terus-menerus adalah karakteristik kunci yang harus dimiliki pembelajar yang punya motivasi diri.

V. Penutup

Konsep belajar cepat adalah suatu pendekatan dalam dunia pendidikan modern yang menawarkan alternatif baru dalam proses pembelajaran. Diharapkan, proses belajar yang selama ini merupakan kegiatan yang membebani siswa (mahasiswa) dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan dan efektif. Konsep ini adalah sebuah konsep belajar yang dilatarbelakangi oleh kecepatan perubahan dunia yang menuntut adanya upaya untuk mengantisipasi perubahan tersebut. Upaya itu adalah dengan terus menerus meningkatkan kemampuan belajar personal dan menguasai dua ketrampilan utama yang diyakini sebagai ketrampilan super pada dekade ini, yakni belajar bagaimana belajar dan belajar bagaimana berpikir. Untuk menguasai dua ketrampilan ini, metode belajar yang dikembangkan dalam accelerated learning lebih ditekankan pada kecenderungan masing-masing individu terhadap gaya belajar pribadinya. Dengan cara inilah seseorang akan dapat belajar dengan menggunakan cara yang paling alamiah, dan yang alamiah itu akan menjadikan proses belajar menjadi mudah, sedangkan belajar yang mudah akan menjadikan belajar menjadi lebih cepat.

Implikasi accelerated learning terhadap proses belajar mengajar di kelas meliputi tiga konsep dasar, yaitu konsep belajar mengajar, strategi pembelajaran, dan cara belajar siswa. Konsep belajar mengajar dalam accelerated learning menuntut adanya interaksi antara guru dan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar di kelas. Harus ada prakarsa dari guru terlebih dahulu untuk selanjutnya mendapat respon dari siswa. Jadi, antara konsep belajar dan konsep mengajar harus berjalan beriringan. Dalam strategi pembelajaran guru dituntut mampu merancang strategi-strategi yang dapat menjadikan proses belajar berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam cara belajarnya, siswa diminta mengaplikasikan metode belajar 6 langkah M-A-S-T-E-R pada setiap kegiatan belajar mengajar.



DAFTAR PUSTAKA


Al-Syaibany, Omar Mohammad Al-Toumy, Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang 1979)

Departemen Agama RI., Al-Quran dan Terjemahnya, (Mekkah: Komplek Percetakan Al-Quran Al-Karim Raja Fahd, 1997), hal. 109 – 110.

De Porter, Bobbi, dkk, Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Learning Di Ruang-Ruang Kelas, (Bandung: Kaifa, 2000)

De Porter, Bobbi dan Hernacki, Hernacki, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 1999)

Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 1997)

Dryden, Gordon dan Vos, Jeannette, Revolusi Cara Belajar The Learning Revolution, terj. Word Translation Service, (Bandung: Kaifa, 2000)

Mas'ud, Abdurrachman, dkk., Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001).

Meier, Dave, The Accelerated Learning Hand Book, (Bandung: Kaifa, 2002).

Nasution, S, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)

Pekerti, Widia, Jaurnal Pendidikan dan Kebudayan, No. 002, tahun ke 5, Maret 2000

Rose, Colin dan J. Nicholl, Malcolm , Accelerated Learning For The 21 ST Century Cara Belajar Cepat Abad XXI, ( Bandung: Nuansa, 2002)

Rusyan, Tabrani, dkk, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Balai Pustaka,1998)

Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Sinar Baru Algensindo, 2000)

Tilaar, H. A. R, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Perspektif Abad 21, (Magelang: Indonesia Tera, 1999)

Ulwan, Abdullah Nasih, Pendidikan Anak Menurut Islam Kaidah-Kaidah Dasar, terj. Khalilullah Ahmas, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992)

Usman, Moh. Uzer, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mrngajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993).

< Prev

[ Back ] Main Menu
Home Galileo
Tentang Galileo
BERITA TERBARU
detik

SukaNews Online
Edisi Ke II

Link
The University Chicago Press
University Of Idaho


Joomla! T